Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bukan Salah Saya, Sebab Firaun Saja Merasa Dia Baik?

8 Mei 2020   17:42 Diperbarui: 8 Mei 2020   18:01 9155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi BangkaPos Tribunnews

Fir'aun (Arab: Firawn; bahasa Ibrani: paroh; bahasa Inggris: Pharaoh) adalah gelar yang dalam diskusi dunia modern digunakan untuk seluruh penguasa Mesir kuno dari semua periode. (Sumber wikipedia.org).

Daftar kejahatan Firaun, di antaranya:

Pertama, Firaun takabur, menindas Bani Israil secara zalim dan sewenang-wenang;

Kedua, Firaun membuat kerusakan di bumi, membuat perpecahan penduduk;

Ketiga, Firaun mengakui dirinya Tuhan;

Keempat, Firaun menyiksa Masita (tukang sisir putri Firaun) dan keluarganya dalam kuali besar yang dipanaskan layaknya merebus sayuran sebagai tontonan.

Kelima, Firaun menyembelih atau membunuh setiap bayi berjenis kelamin laki-laki, terutama anak bayi dari kalangan oposisinya Bani Israil.

Keenam, Firaun ingin membunuh Nabi Musa as (Moses) dan pengikutnya;

Begitupun jahat, sadis, kejam, diktator raja Firaun, bahkan mengakui dirinya "Tuhan?" Dia Firaun merasa raja yang bijak berbuat sesuai dengan aturan demi kepentingan agama dan negara?

Bagi Firaun misalnya, menyembelih bayi berjenis kelamin laki-laki sebagai langkah antisipasi politik pencegahan agar Bani Israil tidak berkuasa di Mesir.

Apalagi Firaun sendiri merasa mendapati dukungan penuh kaum elite dari Haman (militer), Qarun (ekonom), Balam (agamawan), dan black magic (tukang sihir).

Al-Quran merekam logika Firaun, berikut ini:

"Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi". (QS. Ghafir/40: 26).

Pembaca dapat mencermati dalam ayat itu, Firaun bermaksud membunuh Musa karena menurut logika Firaun Musa menukar agama dan merusak bumi? Padahal, Musa adalah Nabi sedangkan Firaun raja zalim, tetapi begitulah logika Firaun ingin membalik kebenaran.

Pada ayat lain, Al-Quran menjelaskan, Firaun memandang baik perbuatan buruknya.

"...Dan demikianlah dijadikan terasa indah bagi Fir'aun perbuatan buruknya itu...(QS. Al-Mukmin: 37).

Jika Firaun saja dengan daftar kekejaman yang sedemikian rupa merasa tindakannya bijaksana dan cerdas, baik-baik saja. Termasuk segala tindakannya demi kepentingan agama dan negara.

Maka bagaimanakah kiranya orang belum sejahat Firaun? Jelaslah, barangkali setiap orang merasa orang baik meskipun dia psikopat?

Ada sisi Firaun atau manusiawi kita meskipun salah, tetapi kita tak ingin disalahkan orang lain. Sebagai guru di sekolah, saya menghadapi anak dari tingkat dasar, menengah, bahkan hingga mahasiswa kuliah. 

Banyak pelajar membuat-buat alasan atas perbuatannya salah mereka sehingga mereka bermaksud: bukan salah saya? Malahan, saya menyadari hal itu tidak hanya dalam jiwa kanak-kanak, tetapi juga dalam pergaulan sehari-hari dengan orang yang dewasa: bukan salah saya?

Coba ikuti pemberitaan atau hadirlah di pensidangan pengadilan pidana. Betapa banyak orang kriminal masih merasa orang yang baik. Dari pelaku perampokan, pencurian, korupsi, pemerkosaan, dan pelaku tindak kriminalitas lainnya dilakukan oleh orang yang merasa orang baik saja. Ia melakukan itu hanya karena kebutuhan atau terdesak? Bukan salah saya?

Apabila Firaun saja sulit mengakui kesalahannya (bukan salah dia). Konon lagi mereka yang belum sekaliber Firaun. Maka, janganlah suka menyalah-nyalahkan orang lain, sekalipun kita tahu dia salah dan kita yang benar. Sebab kebanyakan orang berdalih: bukan salah saya?

Tapi, memang kalau kita menjadi orang baik bahkan sebelum disalahkan orang lain, kita sudah mengetahui dan menyadari sikap dan perbuatan buruk kita untuk diperbaiki semaksimal mungkin.

Ini salah saya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun