Al-Quran merekam logika Firaun, berikut ini:
"Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi". (QS. Ghafir/40: 26).
Pembaca dapat mencermati dalam ayat itu, Firaun bermaksud membunuh Musa karena menurut logika Firaun Musa menukar agama dan merusak bumi? Padahal, Musa adalah Nabi sedangkan Firaun raja zalim, tetapi begitulah logika Firaun ingin membalik kebenaran.
Pada ayat lain, Al-Quran menjelaskan, Firaun memandang baik perbuatan buruknya.
"...Dan demikianlah dijadikan terasa indah bagi Fir'aun perbuatan buruknya itu...(QS. Al-Mukmin: 37).
Jika Firaun saja dengan daftar kekejaman yang sedemikian rupa merasa tindakannya bijaksana dan cerdas, baik-baik saja. Termasuk segala tindakannya demi kepentingan agama dan negara.
Maka bagaimanakah kiranya orang belum sejahat Firaun? Jelaslah, barangkali setiap orang merasa orang baik meskipun dia psikopat?
Ada sisi Firaun atau manusiawi kita meskipun salah, tetapi kita tak ingin disalahkan orang lain. Sebagai guru di sekolah, saya menghadapi anak dari tingkat dasar, menengah, bahkan hingga mahasiswa kuliah.Â
Banyak pelajar membuat-buat alasan atas perbuatannya salah mereka sehingga mereka bermaksud: bukan salah saya? Malahan, saya menyadari hal itu tidak hanya dalam jiwa kanak-kanak, tetapi juga dalam pergaulan sehari-hari dengan orang yang dewasa: bukan salah saya?
Coba ikuti pemberitaan atau hadirlah di pensidangan pengadilan pidana. Betapa banyak orang kriminal masih merasa orang yang baik. Dari pelaku perampokan, pencurian, korupsi, pemerkosaan, dan pelaku tindak kriminalitas lainnya dilakukan oleh orang yang merasa orang baik saja. Ia melakukan itu hanya karena kebutuhan atau terdesak? Bukan salah saya?
Apabila Firaun saja sulit mengakui kesalahannya (bukan salah dia). Konon lagi mereka yang belum sekaliber Firaun. Maka, janganlah suka menyalah-nyalahkan orang lain, sekalipun kita tahu dia salah dan kita yang benar. Sebab kebanyakan orang berdalih: bukan salah saya?