Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ejekan Kasar Denny Siregar pada Keluarga SBY?

7 Mei 2020   09:30 Diperbarui: 7 Mei 2020   09:56 3211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Merdeka.com

Berawal tugas guru dari sekolah sebagaimana penjelasan Annisa Pohan ibunda Almira Tunggadewi Yudhoyono, katanya Almira diberi tugas oleh gurunya menulis surat. Lalu, Almira menulis surat yang mungkin menurutnya ada baiknya lockdown terkait covid-19?

Kontan saja surat Almira menjadi ciutan Denny Siregar.

"Bapak udah. Anak udah juga. Sekarang cucu juga dikerahkan.. Kalo ada cicit, cicit juga bisa ikutan minta lockdown..," tulis Denny dalam akun @Dennysiregar7. Saya petik dari Merdeka.com.

Annisa Pohan membalas, "Baper = bawa perasaan,knp jadi hal yg berkonotasi negatif? Saya memiliki perasaan kasih terhadap anak saya maka jelas saya akan menggunakan (membawa) perasaan saya utk melindunginya.Itu sifat dasar manusia. Doa saya utk semua yg baca ini, menjadi org tua yg bisa dibanggakan anaknya," tulis akun AnnisaPohan.

Lalu, Denny melawan atau membuat perbandingan: "Bu Iriana @jokowi adalah istri yang kuat. Mau suaminya diejek dan anaknya distempel apapun, dia tetap tegar. Itulah kenapa suaminya jadi Presiden. Karena dia wanita hebat. Lha, ini @AnnisaPohan anaknya kecolek dikit, bapernya sampai ke seberang lautan. Katanya pengen jadi ibu negara," cuit Denny Siregar.

Pada bagian lain, beberapa politisi Demokrat bereaksi agak tegas agar Denny menghapus cuitannya, yang lain lebih memilih sikap memaafkan Denny saja? Mungkin, ada juga yang diam, tidak komentar.

Saya bukan politisi, tetapi lebih sebagai orang daerah, Batak. Saya bermarga "Siregar" semarga dengan si Denny Siregar, berbeda dengan marga Annisa Pohan. Tapi, dalam persoalan ini saya lebih memihak Annisa Pohan daripada Denny Siregar.

Kenapa? Alasan kemanusiaan saja. Saya menilai cuitan Denny Siregar atas surat Almira berlebihan, biarin anak berkreasi dan berekspresi dengan menulis apa saja. Tarohlah, Almira pernah dengar pembicaraan keluarganya terkait perbincangan penanganan Covid-19 dengan lockdown lalu ia menulis perlunya itu. Atau jangan-jangan Almira tidak pernah mendengar percakapan itu dari keluarganya, tapi sekadar menonton berita atau melihat di media, sehingga ia berpikir demikian.

Wajar kan kalau Annisa membela putrinya. Tentu saja, itu batas kewajaran sebagai ibu yang kasih pada putrinya.

Tapi, aku pikir juga cukup sampai situ saja. Tak perlulah si Deny dilaporkan ke pihak kepolisiaan gara-gara itu? Ini pandangan saya saja!

Kenapa? Karena juga ciutan si Denny tak ada dayanya merendahkan martabat dan harkat Almira, kelak Almira besar dan berhasil. Almira mengetahui ada saudaranya ibunya, (dalam hal ini saudara se-Batak), tetapi tidak memosisikan dirinya sebagai saudara yang "baik?" Betapa malunya si kawan itu, saat dia sudah renta, sedangkan Almira lagi jaya? Horass Almira dari "Tulang" yang baik!

Bagi saya kelakuan sarkasme si Denny berlebihan? Untuk itulah saya menulis ini sebagai saudara sebatak saja.

Saya juga mengutip beberapa arti ayat Al-Quran pada bagian akhir tulisan ini agar kita merenungi maknanya, bukan hanya dalam konteks tulisan ini, melainkan yang lebih luas apabila kita berhadapan dengan orang yang jahil.

"...Apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan "salam." (QS. Al-Furqan: 63).

"...Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik..."(QS. Al-Fusshilat: 34).

"Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (QS. An-Nahl: 126).

"...Matilah kamu karena kemarahanmu itu..."(QS. Ali Imran: 119).

"...Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan..."(QS. Al Maidah: 8).

Jadi, kita dapat memilih sikap dengan ayat Al-Quran itu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun