Melalui kenekatan berkonfrontasi bahkan emosional; bertempur atau kabur? Buku ini menyulut api bertempur guru untuk melalap siapa saja penista guru di hadapan guru.
Sebagian teman guru yang mendengar penjelasan saya terkait membela guru cukup terpanasi untuk konfrontasi dan konflik terhadap oknum pemaksa guru secara struktural. Namun, begitu mereka berhadapan nafsu, hasrat, dan gairah melawan mereka luluh seketika? Beberapa kawan guru hanya berani melawan oknum atasan kependidikan dari jauh atau belakang, dengan menggosipi atau mengaibi?Â
Nah, buku ini mungkin dapat membangkitkan emosi marah guru sampai tega konfrontasi dan bahkan konflik? Tapi, setelah itu bersiaplah dengan ancaman bahkan putusan mutasi atau dipindahkan dari tempat tugas yang nyaman menuju wilayah terpencil, sebagai usaha pengucilan dari orang yang mempunyai jabatan struktural.
Rekan guru yang sudah nyaman di rumah dan posisi aman di sekolah, bisa jadi membeli dan membaca buku menjadi pemicu konflik keluarga dan sekolah-apalagi kalau sampai gagasan dalam buku ini diujicobakan. Oleh karena, kalian berhak tidak membaca, apalagi membelinya. Tapi, saya sendiri tidak bermaksud menceraiberaikan hubungan keluarga, rekan kerja, dan sosial kalian yang akrab.
Kata orang dalam resensi buku, bukanlah promosi. Karena itu, saya ngomong, kalian berhak tidak membaca dan membeli buku ini. Kalau sudah terlanjur dan menyesal membeli dan membacanya, kalian dapat menulis surat atau menelepon saya, di bagian belakang ada alamat lengkap serta nomor handphone saya.Â
Kadang, saya berkhayal buku ini memicu kontroversi biar derajat saya dan guru sedikit terangkat secara nasional? Ahai!
Semacam propadanda media menjulang nilai ekonomis dan popularitasnya?
Saran terakhir dari penulis buku ini: berpikirlah negatif, dengan perasaan positif agar lebih konfrontatif dan emosional membela guru.
Salam membela guru!