Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertanyaan untuk Mendeteksi Kebohongan

3 Oktober 2017   18:42 Diperbarui: 3 Oktober 2017   19:48 7669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
By pathdoc Stock photo ID: 521314966

Pernahkah Anda berhadapan dengan orang yang berbohong? Lalu, bagaimana Anda mendeteksi seorang dapat diduga melakukan kebohongan terhadap Anda? Terus, bagaimana misalnya Anda mengajukan pertanyaan seandainya ada kehilangan sesuatu di rumah Anda yang kemungkinan besar dilakukan orang terdekat?

Sebagai guru di sekolah, sedikit banyaknya, saya perlu belajar mendeteksi kebohongan anak didik -apabila diperlukan saja. Umumnya, anak bahkan termasuk orang dewasa, pernah satu atau dua kali kemungkinan berbohong?

Memang, ilmu mendeteksi kebohongan ini tidaklah pasti seperti matematika. Namun, jika Anda membiasakan diri mengajukan pertanyaan dan melakukan variasi pertanyaan terbuka. Insya Allah. Dengan kerendahan hati, pertanyaan ini dapat membantu mendeteksi kebohongan anak Anda, pasangan Anda, rekan Anda, dan siapa saja yang berhadapan dengan Anda.

Syarat pertama mendeteksi kebohongan: yakinkan diri Anda setiap orang berpotensi bohong, siapapun dia, apapun statusnya, bagaimanapun cantik, tampan atau jeleknya. Jadi, kalau Anda sulit berprasangka negatif, sukarlah bagi Anda mendeteksi kebohongan. Kata Ibnu Hazam (lahir 994 dan wafat 1064 M), filosof Muslim Andalusia/Spanyol, "Prasangka buruk ada gunanya untuk ketelitian." Untuk ini, hindarilah berpikir positif, tapi berpikirlah negatif. 

Ingat itu. Lalu, ajukanlah beberapa pertanyaan berikut:

Pertama, apa yang Anda ketahui atau lihat tentang barang yang hilang itu atau narkoba?

Analisis: jawaban pendek, misalnya, "Nggak tahu." Jawaban terlalu singkat menandakan kemungkinan besar ia menutup diri atau depensif (bertahan), sehingga dengan jawaban singkat itu ia gunakan menutup informasi darinya agar dia tak terdeteksi berbohong. 

Sedangkan, jawaban terlalu panjang juga bisa sebagai kode kebohongan karena ia berusaha membuat alasan, seakan ia bukan pelakunya. Padahal, dialah kemungkinan besar pelaku. 

Ada pun jawaban yang paling jujur: pertengahan dari yang paling pendek dan panjang. Misalnya, "saya tidak mengetahui barang atau narkoba itu."

Kedua, kembangkan pertanyaan itu dengan pertanyaan terbuka: apa jenis narkoba yang Anda ketahui? Jadi, semakin banyak dia tahu jenisnya kemungkinan besar dia sering berhadapan dengan barang itu. Sebaliknya tadi dengan jawaban paling ringkas, "tidak tahu" kemungkinan besar dia menutup diri.

Hindari mengajukan pertanyaan, yang jawabannya hanya: Ya atau tidak. Sebab, bisa membuat orang lain lebih tertutup. Lebih baik ajukan pertanyaan atau perintah: berikan saya keterangan! Jelaskan kepada saya! Bagaimana yang Anda ketahui? Pastikan kepada saya! Ada sesuatu yang perlu saya ketahui tentang hal itu!

Ketiga, di manakah barang itu atau narkoba itu sekarang? Ingat, jawaban terlalu pendek dan panjang berpotensi menunjukkan kebohongan, hitunglah jumlah kata jawaban yang bersangkutan. Hubungkan jawaban soal ini dengan soal nomor satu dan dua di atas, apakah ia bertolak belakang, itu penanda kebohongan. Konsistensi di sini dianggap sebagai penanda kejujuran. Namun, tetap waspada tetaplah dulu curiga!

Keempat, adakah kemungkinan besar ada orang lain yang melihatmu saat mengambil barang itu atau narkoba? Atau adakah kemungkinan besar CCTV yang merekam kelakuan saat itu? Ataukah sidik jari terlacak di situ? Jawaban, yang menunjukkan "keraguan" menandakan deteksi kebohongan. Contoh jawaban ragu: bisa jadi atau mungkin. 

Kelima, sebagai tanda kepercayaan, bersediakah Anda mengganti uang hilang itu dari dompetmu sendiri? Jawaban: bersedia, menandakan kecurigaan ia berbohong. Begitu juga jawaban singkat: tidak. Yang paling jujur, "saya tidak bersedia, karena bukan saya." Atau, "yang benar saja, bagaimana mungkin saya harus menggantinya." Analisisnya, kemungkinan bohong terdapat pada jawaban bersedia atau jawaban terlalu singkat: enggk, tidak. 

Keenam,apakah hukuman yang paling pantas untuk orang demikian? Jika, ia menjawab hukuman seberat-berat (terberat) atau seringan mungkin (teringan) menandakan kebohongan. Kenapa misalnya ia menyebut paling berat? Karena agar dikira bukan dia pelakunya.

Kenapa dikatakannya paling ringan? Dia khawatir ketahuan. Maka seandainya pun diketahui, ia dapat menjalaninya. Pilihan pada hukuman yang berlaku atau sesuai dengan aturan yang ada menunjukkan tanda kejujuran. Sebelum mengajukan pertanyaan terkait 'hukuman." Ada baiknya dijelaskan kepada terduga hukum pidana atau sanksi yang akan diterimanya saat terbukti bersalah. Tata tertib di sekolah misalnya, dibaca di hadapanya terkait dengan akibat pelanggarannya.

Ketujuh, apakah menurut Anda yang perlu saya ketahui tentang ini, tapi belum saya tanyakan? Jawaban paling panjang dan pendek berpotensi sebagai tanda kebohongan. Lihatlah, jawaban yang paling bertolak belakang menandakan kemungkinan bohong dan kemungkinan besar ia pelaku. Sebaliknya, jawaban paling konsisten dari 7 pertanyaan menandakan kemungkinan besar ia jujur.

Tanda kebohongan lain: mengelak dari jawaban. 

Tanda kebohongan lain: lekas marah.

Tanda kebohongan lain: segera mengeluarkan sumpah.

Tanda kebohongan lain: menggunakan kata yang banyak penekanan: pada dasarnya...., sebenarnya...., sesungguhnya...Jadi, orang terlalu sering menggunakan kata penekanan padahal tidak pada tempatnya, waspadalah ia bohong!

Pelajari bahasa tubuh dan komunikasi lintas budaya.

Selesai mengajukan pertanyaan, tatap mata, dua tangan, dan dua kakinya. Amati dan cermati itu. Catatlah kelak! Anggaplah mulutnya tertutup. Artinya, jangan terbuai dengan jawaban lisan dari mulut, yang lebih utama, amati tangan, kaki, mata, dan kulitnya sebagai "saksi" kebohongan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun