Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengeluh Tak Menyelesaikan Masalah

25 April 2017   17:08 Diperbarui: 26 April 2017   03:00 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shutterstock/Minerva Studio

John Schindler M.D bercerita dalam bukunya, "Bagaimana Menikmati Hidup 365 Hari dalam Setahun" mengenai seorang yang selalu mengeluhkan hidupnya. Malahan, kotoran burung yang menerpanya menjadi bahan keluhan buat dirinya. Sebaliknya, seorang raja kehidupan yang hampir tak kunjung mengeluh. Meski banyak derita yang dialaminya, dari ditinggal mati pasangan dan ditipu orang lain, ia tetap optimistis dan semangat menjalani hidupnya.

Contoh lain, dua wanita kembar belanja ke pasar. Seorang di antaranya lebih banyak berkeluh kesah selama belanja di pasar. Dari sempitnya pasar hingga tak satu pun menarik buatnya. Semuanya tak luput dari kecamannya. Bahkan makanan yang disaptapnya, selalu dicela dengan berbagai kekurangnya. Kurang panas. Terlalu panas. Kurang pedas. Terlalu pedas. Dan seterusnya.

Sumber: Por wavebreakmedia
Sumber: Por wavebreakmedia
Apakah Anda, kau, dan saya pencela makanan-minuman? Waspadalah, itu ciri orang pengeluh tulen..

Sumber: Shutterstock/Minerva Studio
Sumber: Shutterstock/Minerva Studio
Saya mengamati para pengeluh merupakan orang yang suka mencela makanan atau minuman. Mungkin, semacam asupan tenaga keluhan yang masuk dari mulut lalu keluar dari mulut pula.

Baiklah, saya kembali kepada cerita kocak John Schindler lagi. Katanya, seorang pasiennya yang hobinya cuma satu: selalu berbicara tentang penyakitnya. Kepada Schindler si pasien itu dapat berbicara panjang lebar mengenai penyakit dan pengobatan ke berbagai tempat yang pernah dilakukannya. Menurut, John si kliennya terus menderita sakit karena memang ia hanya punya satu cerita, yakni keluhan penyakit.

John ingin menghentikan keluhan kronis kliennya. Dengan bertanya, apakah ia mempunyai hobi? "Tidak, saya tak memiliki hobi." Ujar kliennya. Coba, ingat satu saja. Sebelum menemukan satu kegemeran, tolong jangan datang konsultasi lagi. Beberapa waktu kemudian, si klien datang dengan girang menegaskan satu hobi masa kecilnya, koleksi kancing baju. John mengapresiasi hobi pasiennya mengoleksi kancing baju. Dalam suatu kesempatan, pejabat kota berbicara di hadapan publik, si klien maju ke depan meminta satu kancing baju si pejabat. Si pejabat pun memberikannya, bahkan kalau ia masih mau dapat mengambil ke rumahnya.

Nah, kata John Schindler, pasiennya sembuh dan menjadi kolektor kancing baju. Jika sebelumnya, kliennya hanya cerita penyakit. Setelah itu, ia pembicara tentang kancing baju ke mana-mana dan di mana-mana...

Saran John MD: Milikilah hobi daripada Anda mengeluh terus...

Pembaca budiman, saya ingin menambahi sedikit lagi penjelasan ini.

Pakar psikologi humanistik Abraham H. Maslow menyebut salah satu ciri orang yang aktualisasi diri bukanlah pengeluh. Bukan tukang protes. Bukan pemberontak. Melainkan mereka yang berbuat atau bertindak demi kebaikan orang lain.

Senada dengan itulah yang dipromosikan Stephen R. Covey, betapa pentingnya bersikap proaktif. Bukan reaktif. Ada banyak lingkaran dalam hidup ini. Daripada kita mengeluh pada orbit lingkaran yang tak bisa dipengaruhi, alangkah lebih baiknya kita fokus dan memperbesar lingkaran pengaruh diri sendiri yang paling bisa dikontrol. Hal inilah yang dicontohkan Mahatma Gandhi, Bunda Teresa, dan Muhammad Yunus dari Bangladesh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun