Sekali lagi, Kompasiana bisa menyingkirkan media mainstream yang kaku. Status quo media arus utama semakin mendekati diktator terhadap penulis pemula. Meski dalil yang mereka pakai standar media. Simbol atau slogan visi-misi media utama mungkin masih demokrasi, tapi perlakuan kepada calon penulis mirip tirani. Sedangkan Kompasiana yang pro-sosial dan calon para penulis menampung kreativitas pendatang baru dan lama. Bukankah itu namanya, Kompasiana melakukan penyelamatan kreativitas para penulis dari 'bunuh diri?'
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!