Dunia kepenulisan atau pengarang. Tergolong agak sepi. Pasalnya, beberapa penulis butuh kesendirian. Kadang, justru dalam kesendirian itulah inspirasi kepenulisan bergentayangan. Untuk itu, sebagian penulis kerap menyendiri. Bagi orang lain terkesan negatif. Semacam isolasi diri. Tapi, bagi penulis positif menuangkan ide tulisan.
Begitu pun, beberapa penulis tentulah memiliki teman. Beberapa penulis menuturkan kepada saya, teman-teman mereka sedikit agak terbatas. Jumlahnya, tidak begitu banyak. Kalau kita merujuk pada teori psikologi humanis, hierarki Abraham Harold Maslow. Salah satu ciri orang yang mewujudkan diri atau aktualisasi diri ditandai dengan pertemanan mereka yang terbatas, tapi sangat akrab. Mungkin, beberapa penulis dapat dimasukkan dalam tipe itu.
Yang membuat sebagian penulis lebih agak kesepian dan menyendiri. Betapa banyak penulis berpasangan menikah dengan tipe berbeda. Alias, pasangan penulis bukan penulis. Itulah dalam banyak pengantar buku, novel, penulis secara agak basa-basi menyampaikan dukungan berharga dari pasangannya. Padahal, dalam realitasnya kadang, pasangan justru mengecam penulis yang lebih sibuk mementingkan tulisan dibanding pasangannya. Protes semacam itu agak manusiawi, apalagi ditinjau dari sudut hobi yang berbeda.
Bersyukurlah Anda, kalau pasangan Anda sebagai penulis, penulis juga. Kalian bisa sejoli dalam dunia kepenulisan. Asal jangan pula kalian berlomba paling berjaya, populer, dan jumlah royalti yang dimiliki. Kalau dalam satu keluarga penulis terjadi persaingan dalam kepenulisan. Itu semacam perang saudara penulisan? Paling tidak, Anda yang mendapati dukungan menulis dari pasangan yang bukan penulis perlu lebih bersyukur. Ketimbang, pasangan yang menggerutui penulis. Padahal, pasangannnya sendiri.
Cari Pertemanan
Rasanya, penulis perlu memiliki satu dua orang atau komunitas penulis. Di situ, mereka dapat berdiskusi dan membagi pengalaman menulis. Secara pribadi, saya berupaya membangun komunikasi dengan beberapa penulis yang rendah hati. Sebagian penulis yang keterlaluan percaya diri berbaur kesombongan kurang cocok dengan tipeku. Jadi, aku agak membatasi diri dengan para penulis yang rendah hati. Untungnya, aku masih lebih banyak bertemu dengan para penulis yang rendah hati dan saling mendorong kepenulisan agar terus berkarya bersama.
Saya rasa, teman-teman di Kompasiana sangat layak direkomendasikan teman menulis. Karena lebih banyak di sana yang menilai secara positif dan berkomentar positif. Satu dua, tentulah ada yang sedikit agak usil dalam menulis. Itu pun positif semacam kritik membangun persahabatan biar lebih teringat di masa mendatang. Namun, kita yang belum tahan dikritik tak apalah sedikit mengabaikan kawan yang tukang kritik.
Masih jauh lebih banyak teman Kompasiana yang baik-baik menjadi penulis. Anda yang belum menikah dapat mempertimbangkan perjodohan berasal dari Kompasiana daripada di biro jodoh. Yang membuat hobi kalian berbeda. Kawan kawin di Kompasiana kemungkinan besar para penulis atau calon penulis. Jadi kalian dapat mengkhayalkan itu...Kami yang sudah menkah ini berharap kalian menemukan kawan menjadi kawin menulis di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H