Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prediksi Potensi Perceraian dari Percakapan

10 Maret 2017   18:39 Diperbarui: 10 Maret 2017   18:46 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana hubungan Anda dengan pasangan pernikahan? Apakah berjalan dengan harmoni? Tentu saja riak kecil pertengkaran mungkilah terjadi? Sebab dua insan, pria-wanita memiliki cara pandang yang bisa berbeda. John Gray menggambarkan perbedaannya, Men Are from Mars, Women Are from Venus -pria dari Mars, sedangkan wanita dari Venus. Perbedaan cara pandang itu sesungguhnya menjadi kekuatan kedua pihak. Jika wanita diciptakan dari rusuk pria yang bengkok, itu juga bermakna positif biar wanita dapat melindungi pria. Bukankah dengan kebengkokan tulang rusuk dapat melindungi organ yang dalam dada. Bayangkan, kalau tulang rusuk lurus, bisa jadi kita sesak nafas.

Tapi memang kodrati yang dimiliki pria-wanita diakui terdapat perbedaan. Salah satunya, dengan cara dalam berkomunikasi. Tidak hanya dalam gaya non-verbal, tapi juga pilihan bahasa verbal. Belum lagi lingkup genetik, keluarga, budaya, pendidikan, psikologi, sosial, geografi, dan lingkungan yang turut memengaruhi cara pandang seseorang. Tentu determinansi itu, masih dilengkapi dengan kemampuan berpikir dan berperasaan manusia.

Keragaman dan kecenderungan pria-wanita sedikit banyaknya jelas terbawa dalam rumah tangga setelah pernikahan. Mungkin, satu bulan-enam bulan, mungkin sampai satu tahun konflik pasangan menikah belum terjadi. Tapi, seiring dengan musim, kadang pertengkaran keluarga sulit terhindari. Oleh karena, banyak petuah, nasihat, hingga saran klinis psikologi bagaimana membina kelanggengan keluarga.

Sebagai contoh, J. Gottman dalam laboratorium percobaannya, ia konon dapat memprediksi perceraian pasangan pernikahan. Dengan memasuki ruangan lab Gottman, ia memantau komunikasi pasangan menikah lalu dapat menaksir umur pernikahan mereka kelak.

Bagaimana Gottman melakukannya? Secara sederhana, Gottman mengamati percakapan dua insan pasangan menikah dalam tiga kategori, sebagai berikut:

Pertama, percakapan yang menentang. Pada tahap inilah pernikahan paling berumur pendek. Artinya, kalau komunikasi pasangan dalam taraf saling "menentang." Pernikahan begini biasanya bubar. Terutama, dalam masyarakat Eropa Barat, khususnya Amerika Serikat. Maksud percakapan yang menentang, ketika satu pihak ingin sesuatu yang lain spontan menentangnya. Misalnya, suami ingin mobil, sedangkan isti menentang. Sebaliknya, istri ingin ke shopping si suami menentang keinginan istri. Percakapan saling menentang bisa terjadi pada hal yang lebih enteng dari situ, tapi jelas semakin memicu amigdala perceraian. Jadi, jika komunikasi Anda sebagai pasangan keluarga, ini pada alarm status siaga satu paling rentan berpisah.

Kedua, percakapan yang mengabaikan. Dalam kondisi ini, satu pasangan mengabaikan obrolan pasangannya. Misalnya, suami ingin mobil tadi. Tanpa ditanggapi, si istri menyela ingin rumah baru. Banyak pernikahan dalam tahap ini bertahan terus. Meski sebenarnya, kurang mendapati rasa kebahagiaan. Jadi, tahapan saling mengabaikan ini potensi kedua menuju perceraian.

Ketiga, percakapan yang memerhatikan. Dengan komunikasi inilah para pasangan yang diteliti Gottman paling langgeng dan bahagia dalam pernikahan mereka. Percakapan yang saling memerhatikan sesungguhnya mudah saja. Misalnya, ketika suami pada contoh di atas mengatakan ingin mobil. Si istri tinggal mengulangi kalimat pasangannya, "kamu ingin mobil." Atau kalau istri mengatakan ingin rumah, suami tinggal menimpali, "kamu ingin rumah." Meskipun tidak langsung dipenuhi atau bahkan ditolak sama sekali keinginan. Tapi, dengan percakapan yang saling memerhatikan, setiap pasangan merasa dimengerti atau dipahami. Jadi, muncullah penghargaan sesama pasangan.

Berbeda dengan komunikasi nomor 1 dan 2 di atas, yang menentang atau mengabaikan. Satu pasangan atau keduanya, merasa kurang dimengerti, apalagi dipahami. Sehingga lebih memancing pertengkaran. Bahkan, berujung perceraian.

Jadi, pembaca sendiri dapat memprediksi kira seberapa lama lagi pernikahan Anda, sesuai dengan tingkat komunikasi yang dimiliki. Apakah pada taraf menentang, mengabaikan, atau memerhatikan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun