Kultur demokrasi presiden Amerika Serikat, dari presiden ke presiden berikutnya dalam peralihan kekuasaan terlihat sangat baik. Meski sebelumnya, kedua presiden dan calon presiden berseberangan dalam pemilihan. Begitu salah seorang di antara mereka terpilih, segera saja kelihatan mereka tampil akrab di Gedung Putih.
Di Indonesia, peralihan kekuasaan semirip presiden di Amerika barulah pada kepresidenan Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Presiden Pak Jokowi. Di situ, Pak SBY sudah memulai adat peralihan kekuasaan yang sangat baik. Mudah-mudahan, kelak menjadi adat presiden Indonesia, kelak?
Kembali ke Amerika, di Amerika, bagaimanapun Anda membenci presiden terpilih itu. Seperti perseteruan Presiden Obama dan Trum. Tapi, lihatlah kemudian bagaimana kedua presiden masih bisa duduk berdekatan. Di Indonesia kita yang tercinta ini, sepertinya kalau kita sudah “benci” orang wah gawat? Duduk semeja pun enggan, apalagi kalau harus jabatan tangan? Untunglah, belakangan kesannya, beberapa politisi kita mungkin “berguru” ke Amerika?
Jadi, untuk kasus Amerika, Presiden Obama dan Trump. Presiden Obama telah mengundang Trump ke Gedung Putih guna peralihan kekuasaan. Trump pun datang. Karena, pernyataan keduanya yang saling menyerang dalam kampanye. Para wartawan atau jurnalis Amerika pun, sepertinya menanti momen pertemuan itu.
Hasilnya, bagi wartawan yang agak pesimis, tentu saja setelah menjepret foto-foto pertemuan itu, lalu memilih dan memilah sesuai dengan persepsinya. Hasilnya, beginilah di antara pintarnya wartawan BBC Indonesia menyuguhkan gambar dan berita pertemuan Obama dan Trump. Dengan judul berita, “Lima foto yang gambarkan kecanggungan pertemuan Obama dan Trump.”
Untuk meyakinkan pembaca budiman, inilah di foto-foto yang ditampilkan jurnalis BBC Indonesia bagi pembaca budiman.
Foto pertama,
Kalau, saya hadir di situ, saya ingin memotret “keakraban” keduanya bukan “kecanggungan” keduanya, supaya berimbang dengan berita BBC Indonesia itu? Atau barangkali memang hanya foto-foto canggung saja yang ada? Padahal, Obama terkenal dengan keramah-tamahannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H