Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Di-user Bukan Diusir

14 April 2014   18:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beredar berita, katanya dari sumber The Jakarta Post, Puan Maharani mengusir Joko Widodo karena perolehan suara PDI-P tidak sampai 20 persen. Bahkan, Mbak Mega disebut meneteskan air mata akibat pertentangan itu. Padahal, sebagaimana disanggah Jokowi, kejadiaan itu tidak pernah terjadi. Apalagi, usai pemilihan legislatif Puan Maharani ke Hongkong.

Beberapa orang menganalisis berita itu, ada yang mempertanyakan kredibilitas wartawan Jakarta Post, kok mudahnya memuat berita yang belum jelas kebenarannya. Tapi, ada juga pihak barangkali percaya pada berita. Paling tidak menduga konflik internal PDI-P. Tidak sedikit juga pihak yang menyebutkan ini bagian dari kampanye hitam (black campaign) untuk menyudutkan pencalonan presiden pada Jokowi atau umumnya PDI-P. Memang, apa pun analisisnya dapat dipertimbangkan akurasinya.

Namun, dalam kampanye yang paling penting bagiamana semua pihak dapat menyikapinya secara arif. Termasuk menyikapi kampanye hitam. Setahu kita, Jokowi cukup cerdas dalam menyikapi kampanye hitam yang dialamatkan pada dirinya. Misalnya, ketika Jokowi saat mencalon gubernur DKI berpolemik dengan Rhoma Irama. Jokowi malah menyebut bahwa ia mengidolakan Rhoma seraya mendendangkan lagu dangdut: Begadang jangan begadang... Begitu juga ketika beberapa partai besar berkoalesi dengan pihak Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli. Jokowi menanggapinya dengan santai, Kita berkoalesi dengan rakyat saja.

Jadi, dalam kasus berita The Jakarta Post tentang pengusiran Jokowi oleh Puan. Jokowi dapat juga membuat selorohnya. Namanya, saja The Jakarta Post, koran berbasa Inggris, barangkali salah ketik: seharusnya user tertulis usir. Maksudnya, PDI-P, khususnya Puan tetap menggunakan (user) Jokowi sebagai calon presiden dari PDI-P. Jadi, bukan di-usir dalam istilah bahasa Indonesia. Begitu juga, barangkali Mbak Puan sangat bersyukur dengan peroleh suara PDI-P, bukan konflik?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun