Mohon tunggu...
Siput Ungu
Siput Ungu Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Desa Rangkat biasa yang tersesat selama bertahun-tahun mencari diri sendiri

Suka menulis, menulis suka-suka. Bercerita apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harapan Terakhir

10 November 2023   17:05 Diperbarui: 10 November 2023   17:16 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Harapan,
Kata angan yang menjadi cahaya jalani hidup
Menjadi beban seketika tak terhirup
Angan-angan kebahagian kian meredup

Ada celah tajam muncul antara waktu
Bergerak melukai hati yang maha rindu
Setitik sentuhan mencurahkan warna kelabu
Tuhan tarik aku dalam singgasana Mu

Harapan,
Kata terakhir yang tak pernah ku rindukan
Walau dalam kubur penuh perhatian
Itu jalan akhir yang ku jalankan, damai.

--tamat--

Puisi yang pernah kurasakan, seperti kabar duka yang bemekaran perihal saudara kita yang pergi dengan tanganya sendiri. Semoga mereka diampuni segala dosa dan diberikan ampunan oleh Tuhan. Please tetap lah hidup kawan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun