Mohon tunggu...
Siput Ungu
Siput Ungu Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Desa Rangkat biasa yang tersesat selama bertahun-tahun mencari diri sendiri

Suka menulis, menulis suka-suka. Bercerita apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biji Kehidupan

18 Juli 2024   23:30 Diperbarui: 18 Juli 2024   23:31 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BIJI KEHIDUPAN

  gerak tawa menepis lara  
meloncat terkam satu tujuan 
hilang sesaat tapi abadi 
garis lurus seribu ilusi tapi ,
kenapa

  gelapnya nurani berbisik debu  
menghambur logika yang rapuh 
mungkin segalanya terungkap 
seiring waktu jalani hidup tapi, 
kapan

  pagi menusuk membuka cerah  
insan yang lembut melayang jauh 
berbisik gelembung keheningan jiwa 
hanya angin cinta yang tersisa 
mata memandang hanya impian 
bayangan terus mengejar tapi,
kemana

 apakah buah dari hidup ini  
yang layu bersama pelangi 
tersisa arus tanya 
kenapa
kapan 
kemana

segala arus itu kematian yang abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun