Mohon tunggu...
sipipitkecil
sipipitkecil Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Cara Ampuh Agar Demo 4 Nov Tak Jadi

2 November 2016   14:06 Diperbarui: 2 November 2016   14:25 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Udara Jakarta terakhir ini cukup adem soalnya banyak hujan, apalagi sudah masuk musim penghujan , tanda-tanda sebentar lagi pergantian tahun . Duh cepatnya waktu berlalu, padahal pekerjaan masih setumpuk. Boro-boro memikirkan apa yang bisa saya sumbangkan untuk masyarakat, Indonesia, atau bahkan dunia, untuk orang-orang terdekat dan keluarga saja masih jauh dari harapan .

Lho kok ngelantur .. oh iya kita mau bicara tentang demo gede-gedean, jumat ini, dengan tujuan utama .. kita tak perlu basa-basi dech .. nanti basi hehehe, agar si Ahok sang gubernur, petahana yang gila kerja, cepat tangkas, dan ‘straight to the point’ tanpa basa basi, yang hasil kerjanya mulai dirasakan oleh sebagaian besar warga Jakarta, tidak usah maju lagi bertanding dalam pilkada DKI nanti .Tujuannya ya memang itu, kebetulan saja kendaraan yang tersedia dipakai untuk mencapai tujuan tersebut sangat mudah dibuat heboh, dibikin ‘eyes catching’ , sehingga semua mata tertuju. Coba kalau yang terjadi pada orang biasa, pasti tak ada yang peduli . Ini juga hebohnya setelah kejadiannya hampir 2 minggu, abis dipoles dan dipromosiin sana sini . Sebuah produk memang harus dikemas dengan bungkusan menarik, dan dipromosikan dengan jitu agar laku dijual, ya toh .. ya toh (meniru iklan obat di tv ;))

Nah balik ke laptop .. hehe soalnya pikiranku mulai kemana-mana lagi nich . Kita balik ke demo . Ini bikin masyarakat resah dan kuatir . Apakah nanti saya ke kantor, apakah nanti dibatalin janji ketemu klien, apakah nanti buka lapak ? . Ada yang anjurin, tinggal di rumah saja, lebih baik tidak usah kemana-mana . Nah lho, kalau yang hidupnya tergantung dari berapa omzet dagangan yang didapat untuk makan istri dan anak bagaimana ? Tenang, tak usah kuatir, banyak pihak juga sudah mengimbau agar demo berjalan dengan tertib dan aman . Bagaimana warga biasa tidak kuatir, apalagi yang minoritas biasa menjadi sasaran , trauma 98 bagi yang alami langsung juga susah hilang . Petinggi-petinggi negara juga resah, buktinya lihat saja bagaimana persiapan menghadapi jumat tanggal 4 ini, dan manuver politik yang dilakukan pemimpin-pemimpin bangsa . Aduh sesama anak bangsa berperang terus, sementara negara tetangga tertawa terbahak-bahak, bagaimana kita bisa maju mengejar ketinggalan ?

Jadi bagaimana donk ? Nah ini usul, bagaimana kalau berikan saja hal yang semua orang pasti suka, tak bakal ada yang nolak ini dech, baik orang kaya orang miskin, orang terdidik orang tak berpendidikan, orang rajin orang malas, orang jahat orang baik, apalagi kalau halal . Denger-denger dana pilkada DKI itu besar sekali, kalau tak salah 475 Milyar Rupiah.

Nah bagaimana kalau pilkada dibatalin saja, terus uangnya dibagi sama yang mau ikut demo (dengan syarat warga DKI dan sudah daftar demo sebelum tanggal 01 November ). Anggaplah warga DKI yang sudah daftar demo ada 100,000 orang, berarti 1 orang dapat Rp. 4 juta . Lumayan khan, cukup buat hidupin keluarga 1 bulan.

Masih ada sisa 75 milyar, biar adil, kembaliin Bang Uno 30 milyar, uang yang sudah beliau habiskan untuk berkenalan dengan warga Jakarta . Sisanya bisa untuk bayar gaji pegawai KPU dan biaya-biaya lain yang sudah dikeluarkan .

Sedikit tak adil buat warga yang tidak ikut demo, tapi ya sudahlah, yang penting Jakarta aman, tentram, bisa fokus pembangunan, agar Jakarta cepat menjadi kota yang enak, nyaman, aman ditinggalin buat keluarga dan anak-cucu nanti. Ujung-ujungnya semua warga akan senang . Mungkin tidak 100 %, setidaknya buat 99 % yang mau bekerja dengan baik, rajin dan jujur . Yaaa khan hidup di tangan diri sendiri, masa segala urusan diserahin ke pemerintah .

Terus siapa yang jadi gubernurnya ? Tetap Ahok-Djarot, karena rata-rata dibutuhkan minimal 5 tahun untuk melihat hasil kerja dan realisasi visi misinya. Biar adil, karena sudah 2 tahun berjalan, Ahok Djarot hanya akan menjabat sampai October 2020 , dan tak akan mencalonkan diri lagi . Setelah itu diadakan pilkada lagi dengan Anies-Sandi vs Agus-Silvi . Jadi pilkada hanya diganti jadwalnya .

Terus bagaimana donk, yang soal memilih pemimpin yang bukan non muslim ?

Kalau yang masalah itu, ada sedikit salah kaprah . Ahok sendiri sudah berkali-kali bilang dia bukan pemimpin tetapi CEO orang Jakarta. Maksudnya apa tuh ?

Begini contohnya, mas Iwan dan adiknya mas Budi, pintar bikin bakso yang enak. Mereka berjualan bakso dengan 1 gerobak di pasar. Karena ulet, rajin dan pintar meracik bumbu, baksonya ramai dan terkenal . Akhirnya mereka buka cabang lagi. Dari 1 cabang, berkembang terus sampai mencapai ratusan cabang. Mas Iwan memiliki 50 % kepemilikan usaha bakso tersebut atau 50 % saham , demikian pula dengan mas Budi memiliki 50 % saham . (Saham = kepemilikan) .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun