Pepatah lama bilang, “Malu bertanya, sesat di jalan”. Artinya adalah jika kita segan bertanya berarti kita akan rugi sendiri karena persoalan yang dihadapi tidak ditemukan jalan keluarnya. Bertanya bagi saya adalah salah satu komponen penting dalam berproses ketika saya ingin membuat sebuah keputusan atau dalam berkegiatan sehari-hari.
Bagi saya bertanya itu adalah sebuah proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu. Jadi proses belajar itu tidak hanya mendengarkan celotehan guru, dosen dan para ahli baik ahli keilmuan sampai ahli agama. Bertanya itu selain memberi banyak arti dalam proses belajar juga memberi kesempatan bagi kita untuk berpikir kritis dan mencoba memahami dan mengolah informasi yang masuk ke kepala kita.
Ketika saya memutuskan untuk bekerja di Holland America Line, saya pun bertanya ke sana ke mari. Berbagai informasi saya coba dapatkan entah itu lewat google atau berbagai pandangan dan referensi dari orang lain. Informasi yang saya dapatkan itu ada pro dan kontra, dan dari pro dan kontra itulah akhirnya saya sampai pada sebuah keputusan bahwa ‘mungkin’ Holland America Line adalah jalan yang tepat.
Sama halnya ketika saya melakoni pekerjaan di Holland America Line sebagai florist manager, pekerjaan yang benar-benar baru bahkan saya sendiri tidak punya ide tentang bunga dan tanaman. Bertanya adalah cara saya untuk mengenal dan belajar.
Ketika saya melakukan perjalanan, saya pun selalu bertanya kepada orang lain. Entah itu penduduk lokal atau orang yang sebelumnya pernah ke tempat ini. Dari jawaban yang saya peroleh, saya kemudian mengolahnya menjadi informasi yang bisa saya gunakan ketika saya melakukan perjalanan.
Saya sadar jika saya bertanya berarti saya tidak tahu. Tidak ada seorang pun yang hidup di dunia ini tahu segala hal bahkan tidak ada teknologi di dunia ini yang bisa menjawab dan memberi informasi yang tepat. Bagi saya tidak ada kebenaran mutlak yang bisa memberi jawaban melainkan kita hanya bisa mendekati kebenaran untuk memperoleh informasi yang tepat.
Oleh sebab itu saya tidak pernah segan untuk bertanya kepada orang lain meski secara personal saya tidak menyukai orang tersebut. Saya sadar bahwa orang lain itu punya keahlian tertentu yang tidak kita punya dan dengan bertanya berarti kita belajar dari orang lain agar kita bisa menjadi lebih baik.
Di Holland America Line ada satu orang yang sangat tidak saya sukai karena kalau bicara itu seakan sudah membunuh ribuan orang sekali tembak apalagi ditambah dengan klaim kalau dia adalah salah satu anggota geng motor yang ditakuti di Bandung. Terlepas dari itu, dia punya keahlian memasak yang tidak saya miliki serta pengetahuan tentang United State Public Health (USPH).
Saya tidak segan bertanya tentang bagaimana memasak yang baik serta adonan yang digunakan untuk membuat fish and chips agar lebih garing. Secara personal mungkin orang tersebut tidak menyenangkan dan membuat tidak nyaman tetapi biasanya tipe orang seperti itu adalah orang yang tidak pelit untuk berbagi ilmu.
Di kehidupan di luar sana, ada banyak hal baru yang bisa saya pelajari dan jika ingin berkembang maka bertanyalah kepada siapa pun itu bahkan ke seorang tukang sayur karena mereka lebih tahu bagaimana berdagang ketimbang seorang lulusan Magister Filsafat.
Bertanya itu adalah sebuah sikap rendah hati dan terbuka karena dengan bertanya kita sadar bahwa kita tidak tahu dan mau belajar. Ketika di Holland America Line, saya pernah bekerja dengan orang yang lebih senior. Karena merasa lebih senior maka dia merasa lebih berpengalaman dan tahu segala hal. Akhirnya dia kemudian bekerja sesuai dengan kebiasaan sehari-hari. Ketika ada perubahan, dia selalu beralasan, “lho saya biasa bekerja seperti ini”. Padahal perubahan itu selalu terjadi setiap saat.
Kita terkadang terjebak dengan rutinitas yang nyaman sampai kita lupa bahwa saat ini kita hidup di jaman yang sangat dinamis. Bertanya adalah pintu masuk untuk membuka diri terhadap perubahan. Saya lulusan filsafat tetapi semua bidang pekerjaan yang saya lakoni tidak ada hubungannya dengan filsafat. Hanya satu yang mungkin berhubungan dengan filsafat yaitu saat saya bekerja paruh waktu di Kompas dan di Majalah Hidup.
Bertanya itu sebuah kegiatan yang membutuhkan keberanian dan keingintahuan yang besar, bukan kegiatan untuk pura-pura cari muka atau dibilang aktif. Sah-sah saja menggunakan strategi bertanya supaya kita dikenal dosen atau atasan tetapi menurut saya hal itu tidak menghasilkan apa-apa selain berstrategi dan bertipu muslihat.
Dengan bertanya, bukannya saya dibilang bodoh oleh orang lain, malah saya bisa membangun banyak hubungan pertemanan dengan orang lain yang berbeda kebudayaan. Saya kenal dengan banyak orang yang berbeda kebudayaan dan kewarganegaraan di kapal pesiar bukan karena saya gaul dan kekinian tetapi mau membuka diri dan salah satunya adalah bertanya.
Saya pernah bertanya kepada seorang teman bernama Vincent tentang apa bedanya kata beautiful dengan radiant saat saya selesai menonton film berjudul Charlotte’s Web. Wajar saja saya bingung karena laba-laba bernama Charlotte dalam film tersebut menuliskan kata radiant untuk seekor babi. Apa yang terjadi jika saya melihat seorang perempuan dengan gaun indah saat formal night, saya mengatakan, “You look radiant“. Apakah artinya nanti sama dengan kamu seperti babi dalam film Charlotte’s Web?
Rupanya Vincent menjelaskan bahwa kata beautiful, radiant, stunning, glamorous, alluring adalah kata-kata pujian untuk perempuan. Sejak saat itu, setiap berpapasan dengan tamu ketika formal night, saya selalu menyapa dengan, “Good morning madam, you look Radiant. How are you doing?“. Hal-hal seperti inilah yang saya dapatkan ketika bertanya bukan menjadi orang sok tahu atau sekedar mendapatkan informasi dengan menguping pembicaraan orang lain.
Amanda dan Megan kemudian menjelaskan bahwa jaman dahulu orang percaya bahwa bersin membuat jiwa seseorang keluar dari tubuhnya dan menyebut kata bless you akan menghentikan setan menguasai tubuh orang tersebut. Oleh sebab itu dengan berterima kasih adalah balasan yang tepat. Dari pertanyaan itulah, saya kemudian mengenal mereka sampai saat ini.
Selain itu dengan bertanya kita mengakui keahlian dan pengalaman orang lain. Orang itu akan merasa dihargai dan memperoleh tempat dalam kehidupan bermasyarakat. Saya suatu kali pernah bertanya tentang navigasi dan bagaimana sebuah kapal pesiar tidak tersesat di tengah samudra. Saya kemudian diundang oleh Chief Officer dan diajak berkeliling ke anjungan kapal dan dijelaskan berbagai peralatan di dalamnya serta fungsi-fungsinya.
Salam, Jelajah Dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H