CIANJURÂ - Hari ini merupakan waktu yang sangat spesial karena adanya peringatan Hari Ibu Nasional yangkerap kali diperingati setip tanggal 22 Desember.
Tentunya dengan peringatan Hari Ibu menjadi salah satu momen sakral untuk melihat kilas balik perjuangan seorang ibu.
Melahirkan, menyusui hingga mengasuh hingga membesarkan anak-anak bukanlah hal yang mudah. Itu semua  ibu lakukan demi sang buah hati.
Kedekatan dengan ibu memang perlu dirawat sebaik mungkin agar terus bisa menghadirkan nalar-nalar kebaikan bersama ibu. Selain itu hal ini juga untuk terus senantiasa menjaga semangat anak saat sedang berjuang karena dibelang ada ibu yang mendorong.
Tak jarang, sebagian orang merasa gengsi saat dekat dengan ibu. Bukan tak sayang,tapi perasaan gengsi lebih pada rasa malu untuk mengungkapkan rasa sayang secara verbal sehingga terkesan biasa saja. Padahal hati sang akan sangat sayang pada ibu.
Cerita ini mengawali kisah seorang remaja 21 tahun yang bernama Patimah. Parempuan yang tengah duduk di bangku semester 5 ini mengungkapkan rasa gengsinya pada orang tua pada saat dulu.
Ia mengungkapkan bahwa sangat gengsi pada  ibu, ingin menjalin kedekatan rasanya begitu sulit. Hingga merasa sulit terbuka untuk berbagi cerita. Padahal hatinya ingin sekali bercerita banyak pada ibu yang telah mealhirkannya itu.
Bahkan ia merasa sangat takut untuk banyak bercerita hal yang berkaitan dengan privasi pada ibu karena merasa malu dan canggung. Ia mengungkapkan hal itu berlangsung selama belasan tahun saat ia masih berada duduk di bangku SMA.
Kilas Balik Menjadi Bestie Bersama Ibu
Menjadi bestie alias sahabat dekat dengan Ibu, Patimah mengungkapkan saat ia ada di fase awal masuk kuliah.
Dunia kuliah yang dirasa cukup 'kejam' untuk anak yang lugu ini mengharuskan dia untuk mendapatkan sandaran teman cerita.
Alih-alih mencari pacar, ia memutuskan untuk memperbaiki komunikasi dengan orang tua.
Ternyata hasilnya luar biasa, beberapa bulan berjalan komunikasi dengan ibu mulai diperbaiki. Dari awalnya tidak terbuka dari hal sekecil apapun. Mulai berani bersuara.
Sebab Patimah mengungkapkan, agar dunia tau siapa kita tentunya orang yang lebih dulu kenal kita siapa adalah ibu.
Setelah memperbaiki komunikasi dengan ibu, banyak hal ajaib terjadi. Salah satunya terlihat pada beberapa perbedaan dari dulu hingga sekarang.
"Saya dulu pas SMA, mau kegiatan susah banget. Jarang dikasih izin. Soalnya males  jelasin panjang lebar ke ibu. Tapi sekarang setelah memperbaiki gaya komunikasi, mau berapa haripun kegiatan di luar, Alhamdulillah sering dikasih izin yang penting kitanya jujur, mau kemana dan mau ngapain." Ungkap mahasiswa yang kini beprofesi sebagai Content Writter itu.
Semuanya ternyata kuncinya di komunikasi, ternyata komunikasi yang baik akan menghasilkan yang baik pula.
Dalam penuturannya, Patimah juga mengungkapkan sekarang tak lagi gengsi mengucapkan 'Selamat Hari Ibu' pada ibunya tersebut.
Ia memberikan catatan besar atas hal yang dialaminya, bahwa dengan menjadi bestie bersama ibu bukan berarti menyamakan ibu dengan sahabat. Tentunya menjaga adab adalah salah satu peran penting untuk menjalin komunikasi yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H