Hari Sabtu di Kota Bandung, menyimpan sejuta kenangan.Â
Bagaimana tidak sepanjang jalan ada beberapa tempat yang membuat matak tak berkedip.
Pagi ini jalan-jalan sedikit menghibur diri dan melarikan dari hal-hal yang membuat stress.
Sarapan
Pagi ini tak tampak seperti biasanya, sebab saat ini saya sedang menikmati sarapan pagi di kota kembang, Bandung.
Ini merupakan kali pertama saya sarapan dengan menggunakan nasi soto ayam. Rasanya cukup menggoyang lidah, dengan perpaduan gurih bumbu soto ditambah suwir ayam menjadikannya pas dimakan saat perut kosong.
Saya makan soto di bangku tepat jalan Braga sambil menyaksikan hilir mudik kendaraan ke arah selatan dengan lancar tanpa kemacetan.
Tampak di depan ada beberapa orang yang sedang sibuk ke luar masuk hotel Sarinah, sambil sesekali di ada juga orang yang lewat dengan mengenakan pakaian olahraga.
Setelah makan, saya sesekali memotret keadaan sekiat dengan penuh rasa sumringah sampai ada beberapa orang pemuda menghampiri.
"Teh, itu ada yang jatuh!" ucapnya sambil menunjuk pada kolong bangku.
"Apa?"
"Kenangan!" timpal mereka dengan senyum geli.
Tampaknya mereka menghampiri dengan membawa gital, biola dan bass. Memohon izin untuk ngamen.
Sebuah lagu dari Tulus yang berjudul Hati-hati di Jalan, lagu yang mereka bawakan begitu syahdu dan enak didengar.
Perpaduan antar musik hingga penyanyi sangat pas dibawakan pagi hari.
Disela sibuknya kota Bandung, saya bersama teman teman ikut bernyanyi ria dengan pengamen.
Kenangan
Katanya ada pepatah bahwa Bandung diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum. Betul memang, rasanya saat berkunjung ke sini sering kali terkesima melihat beberapa bangunan yang megah, kokoh dan indah.
Apalagi jalan Braga tampaknya memberikan de ja vu yang hebat pada diri saya. Sebab kala itu pernah menyaksikan foto 'seseorang' yang sama tengah duduk di bangku coklat ini. Pose yang ia gunakan cukup menawan, ala artis korea dengan mantel hitamnya, duduk manis menghadap ke arah timur.
Saat ini bertepatan dengan Sabtu, 10 Desember 2022 saya sedang mengunjungi De Majestic, Bandung untuk melaksanakan kegiatan IPPNU Award.
Dresscodenya cukup menarik, para anggota se-Jawa Barat diberikan arahan untuk menggunakan pakaian kebaya.
Sontak saya yang kerap antusias berkegiatan langsung mencari dresscode yang dimaksud. Alhasil dapat dari salon yang tak jauh dari rumah
Baju yang saya dapatkan bermotif indah, percis sama yang diinginkan panitia. Putih.
Namun baju yang saya kenakan ternyata baju pengantin dengan ornamen blink-blink penuh manik-manik. Tetapi saya suka mudelnya terlihat anggun nan cantik.
Meskipun ada yang bilang pakaian yang saya kenakan terkesan berlebihan, tetapi  tak menghiraukannya. Toh saya suka dengan modelnya.
Bahkan, fakta unik baju yang saya kenakan ini tengah menjadi bahan perbincangan warga Whatsaap saat setelah saya mengenakan baju dan mengaploadnya di status. Banyak yang komentar, bahkan beranggapan saya menikah atau lamaran. Padahal tidak, ini hanya dresscode kegiatan, bestie!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
