[caption id="attachment_379949" align="aligncenter" width="480" caption="Jembatan penyeberangan yang menjadi salah satu ciri khas Kota Tangerang. (foto:istimewa) "][/caption]
Kecelakaan yang terjadi di jalan raya setiap tahun selalu meningkat. Bahkan kematian akibat kecelakaan di jalan raya, konon merupakan yang tertinggi ketiga di dunia, setelah TBC dan penyakit jantung. Hal ini semakin menegaskan, bahwa jalan raya tak ubahnya monster mengerikan yang siap menerkam siapa saja yang melintas di atasnya.
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab tingginya kecelakaan di jalan raya. Selain disebabkan ulah pengguna jalan yang tidak taat rambu lalu lintas dan ugal-ugalan juga disebabkan oleh faktor kelaikan jalan dan infrastruktur pendukung lainnya.
Dengan melihat penyebab tersebut, memang sudah selayaknya harus ada peran pemerintah dalam melakukan tata kelola jalan raya secara baik. Tanggung jawab itu salah satunya diwujudkan dengan penyediaan infrastuktur jalan yang laik serta penegakan aturan lalu lintas yang tegas & jelas. Selain itu harus dilakukan edukasi yang berkesinambungan tentang pentingnya keselamatan berlalu lintas bagi pengguna jalan.
Baru-baru ini, ajang penghargaan keselamatan di jalan atau “Indonesia Road Safety Award (IRSA) 2014 digelar di Jakarta. Ajang yang dimaksudkan untuk mengapresiasi kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam menyelenggarakan tata kelola jalan yang baik ini merupakan kali kedua.
Ada lima indikator pilar yang menjadi acuan penilaian, yaitu pilar Jalan yang Berkeselamatan (Safer Road), Kendaraan yang Berkeselamatan (Safer Vehicle), Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan (Safer User), serta Penanganan Pra dan Pasca Kecelakaan (Post-Crash Response).
Sedangkan untuk penerima penghargaan dibagi dalam tiga kategori, yaitu kategori kota metropolitan, kota besar, dan kota sedang.
Untuk kategori kota metropolitan, Kota Tangerang meraih juara umum. Kota yang dipimpin oleh Walikota Arief Wismansyah ini meraih penghargaan pada pilar Jalan yang Berkeselamatan (Safer Road), Kendaraan yang Berkeselamatan (Safer Vehicle), dan Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan (Safer User).
Sedangkan untuk kategori kota besar, sebagai juara umum adalah Kota Balikpapan. Adapun Kabupaten Sleman meraih juara umum untuk kategori kota sedang.
Pada ajang ini, penilaian dilakukan melalui desain studi kombinasi partisipatif dan rekomendasi. Selain itu, terdapat sejumlah tahapan penyeleksian, mulai dari evaluasi data kuantitatif, survei ke pengguna jalan, dan observasi langsung ke lapangan.
Kota Tangerang yang keluar sebagai juara umum berdasarkan penilaian, karena pemerintahannya secara rutin melakukan pembangunan dan pengendalian jalan dan trotoar. Kemudian memantau kelaikan kendaraan umum, dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang keselamatan berkendara. Selain itu, Kota Tangerang juga mampu menurunkan angka kecelakaan dan korban meninggal dari angka 473 kasus menjadi 116 kasus di tahun 2014.
Hasil positif yang diraih oleh Kota Tangerang dalam ajang tersebut memang tidak terlalu berlebihan. Sebab, berbagai perbaikan dan perekayasaan lalu lintas selalu ditingkatkan oleh pemerintah Kota Tangerang.
Semoga saja, komitmen dalam mewujudkan tata kelola jalan raya yang baik itu tidak terhenti setelah menerima penghargaan. Namun sebaliknya, penghargaan yang diterima harus menjadi cambuk untuk perbaikan di masa datang.
Daftar Pemenang IRSA 2014:
Kategori Kota Sedang:
Juara Umum: Probolinggo
Kategori Kota Besar:
Juara Umum: Balikpapan
Kategori Kota Metropolitan
Juara Umum: Kota Tangerang
Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/node/306187
http://oto.detik.com/read/2014/11/26/200845/2760261/648/2/ini-kota-kota-paling-minim-kecelakaan
