Saya selalu ingat Pribahasa "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" apakah memang begitu untuk melihat pribadi seseorang apa harus melihat asal usulnya? Ada juga yang bilang "untuk melihat pribadi seseorang lihat lingkungannya" ini lebih seperti lingkungan akan mempengaruhi pribadi seseorang. Ada juga yang pernah mengatakan "siapa orang -orang disekitar anda adalah gambaran siapa anda sebenarnya " maka inilah yang selalu jadi motivasi saya jikalau saya dipertemukan orang baru dan jikalau saya mengetahui beberapa pribadi yang menonjol dari orang - orang terdekat untuk menjadi lebih baik.Â
Beberapa hal pernah terjadi dalam hidup saya dan akhirnya benar sekarang ter refleksi kan kepada kehidupan saya di orang yang berbeda. Â Dari beralasan, Â malas, Â dan bohong.
Ceritanya dahulu dalam sebuah camp saya ditempatkan dengan sesorang yang super jorok, Â tidak pernah mau bersih -bersih dan menyimpan barang pribadi layaknya rumah sendiri, ketika ada barang yang hilang barulah ia marah-marah dan menyalahkan orang terdekat (saya ). Saya sangat jengkel dengan kebiasaan buruknya, sampai suatu saat jadwal bersih -bersih tenda giliran saya. Saya tak pernah mau karena orang -orang penghuni tendanyapun tidak pernah bersih -bersih. Â Sampai pada saat jadwal saya tersebut pembina datang. Â "Kenapa sebelah sana nggak kau bersihkan " katanya.Â
Karena saya hanya membersihkan daerah saya saja dan temen lainnya yang tidak jorok.Â
"Percuma kak, Â sebelah sana nanti juga kotor lagi " jawab saya beralasanÂ
Kak pembina langsung pergi. Â
Sore harinya saya hendak akan mandi dihulu sungai, sesampai saya di sungai, "priiitttttttt " terdengar suara peluit tanda berkumpul dilapangan niat mandipun tak jadi karena harus cepat -cepat kelapangan. Â Malam harinyapun hal yang paling buruk terjadi, Â yaitu saya tak kebagian makan malam bersama.Â
Saya heran dan bertanya pada pembina. Tetapi baru saja saya menghadap bliau langsung bilang "mau bertanya kenapa tidak kebagian makan? "Â
"Iya kak " jawabkuÂ
"NGAPAIN KAMU MAKAN, NANTI JUGA LAPAR LAGI "Â
Aku tertundukÂ
"Kenapa mau mandi? Â GAK USAH KAMU MANDI NANTI JUGA KOTOR LAGI "
Jelas dari kalimatnya ia marah gara-gara saya tak mau membersihkan tenda daerah kawanku itu. Â
Semenjak itu saya belajar melakukan hal seikhlas mungkin. Untuk siapa saja, dan seperti apapun pribadinya. Â
Akhir-akhir ini alasan yang dulu pernah saya utarakan kembali beberapa kali terdengar namun pada orang berbeda. Â Geli rasanya. Akhirnya yang tadinya ingin marah malah ketawa -ketawa sendiri karena geli ingat waktu itu.Â
Sekarang jika memang orang tersebut tidak mau melakukannya tak apa. Karna mereka adalah cerminan seperti apa saya. Â Dan saya hanya bisa untuk tidak menjadi saya yang seperti itu lagi...Â
Dalam hal bekerja,  religi, dahulu sayapun mungkin  sering beralasan tak logis seperti yang sering terdengar akhir-akhir ini. Maka saya coba memperbaikinya untuk diri sendirikhususnya.
tapi kadang sayapun membalas alasannya atau menyindirnya. Tapi itupun salah. Â
Masih ada hal yang harus diperhatikan dan dipelajari. Selain hanya mengejar Nilai pelajaran untuk disombongkan...Â
Â
-BERBAGI KISAH -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H