Mohon tunggu...
Nurul Fajri
Nurul Fajri Mohon Tunggu... -

Mahasiswi di IAIN Ar-Raniry dan FKIP Unsyiah, Bekerja di Media Online The Globe Journal

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apa yang Kamu Lakukan Saat 13 Tahun?

28 Juli 2012   16:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:30 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kamu lakukan di usia 13 tahun? Itu pertanyaan yang mengusikku saat melihat ada perempuan muda yang tengah menggendong anak bayi berusia delapan bulan. Terakhir ku ketahui usianya jauh dibawahku, beda delapan tahun. Dan anak yang dalam gendongannya itu ternyata buah hatinya.

Itulah fenomena sosial yang kutemui saat aku menjadi volunteer di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kampung Jawa. Mereka tidak hanya tinggal di dalam kardus yang disekat bernama 'rumah'. Tapi juga masih banyak anak-anak yang terbilang masih belum bisa membaca dan menulis.

Meskipun mereka juga bersekolah, namun kata sekolah seakan terlalu tinggi untuk mereka menggapai mimpi. Terbukti dengan perempuan berusia 13 tahun yang menimang anaknya tersebut. Saat kutanya dengan siapa dia menikah pada ketua volunteer kami, dia mengatakan usia suaminya tidak terlampau jauh beda dengannya.

Kak Maya bilang, masih banyak anak-anak seusia itu yang sudah menikah. Tapi fenomena itu masih belum diketahui orang.

Apa yang kamu lakukan di usia 13 tahun? Saat 13 tahun, aku baru saja menamatkan pendidikan Sekolah Dasar. masih sering diantar-jemput orangtua untuk mengambil raport, masih memeluk boneka barbie dan berantam dengan tetangga karna bonekanya lebih cantik dari bonekaku, masih bermain congklak dan menjadi kiper di lapangan saat pertandingan bola. Pas ramadhan, pastinya menunggi kerumah tetangga dengan segenap perlengkapan perang untuk membunuh waktu saat puasa. Buka lapak dengan memanggil semua teman-teman sebaya untuk ikutan main ludo, monopoli, halma.

Saat usia 13 tahun, berlari keliling sekolah mengejar anak paling nakal sedunia dengan sapu, dan akhirnya dipanggil ke kantor oleh guru untuk disidang karena berkelahi. Masuk usia 13 tahun, adalah saat-saat menunggu pengumuman kelulusan ujian nasional di rumah sambil menonton power ranger dan acara kartun di televisi. Lalu ditelpon oleh pihak sekolah untuk datang mengecap jempol di ijazah dan STTB setelah perta perpisahan kelulusan di halaman sekolah.

Masih ingat pas 13 tahun kita ngapain aja? Ssetelah kelulusan, aku masih berpikir untuk melanjutkan sekolah dimana. Merengek-rengek minta sama ayah untuk masuk ke MTsN yang terletak satu komplek dan bersebelahan. Ujung-ujungnya, ikut tes bareng-bareng sama teman-teman, dan masih mengambil sekolah untuk cadangan.  Menunggu pengumuman kelulusan. Dan beli perlengkapan sekolah untuk masuk sekolah baru dan berkenalan dengan teman-teman baru.

Usia 13 tahun, masih dengan muka innocent saat tahu satu sekolah rata-rata 'pindahan' dari sekolah dasar dulu. Masih dengan cerita lama dan teman-teman lama, serta musuh-musuh lama. Masih dengan kenakalan lama, masih dengan tema yang sama.

13 tahun adalah masa-masa teman-temanku saling lirik-melirik, mulai pacaran? Iya, satu-dua orang mulai ada yang jadian. Karena aku masuk di kelas unggul, jadi hanya beberapa orang aja yang mulai pacaran. Selebihnya, teman dekat dan teman becanda saat jam pelajaran kosong.

Sekalipun aku tidak pernah berpikir untuk berumah tangga. Tepatnya belum. Belum saatnya menurutku, karna aku belum terlalu dewasa untuk bisa mengontrol emosi. Yah, meskipun udah ada teman-teman sebayaku yang sudah bersuami, namun tidak diusia yang sangat muda. Banyak yang menargerkan untuk menikah diusia 23 atau 25 tahun.

Perkahkah terpikir untuk menikah di usia 13 tahun?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun