Kemampuan Dasar Dalam Kegiatan Menulis
Oleh : Emi Nur Hikmah (2015030021)
revisimenulistulisanakhir
Menulis adalah suatu proses berfikir dan menuangkan pikiran itu dalam bentuk wacana (karangan). Untuk dapat memahami proses menulis perhatikan tahap proses menulis berikut ini.
Gambar 5.1.
Diagram tahapan menulis
Berikut ini akan kita pelajari lebih lanjut proses menulis tersebut secara bertahap. Kajian dan latihan yang akan kita lakukan guna memperoleh ketrampilan menulis menggunakan pendekatan bottom-up processing “proses dari bawah ke atas” (Celce-Murcia dan Olshtain, 2000:14). Dalam hal ini kita mulai kajian dan latihan kita dari aspek menulis kebahasaan.
- Menulis Kebahasaan
- Berikut ini akan kita bicarakan aspek pemilihan dan penulisan kata, kalimat dan penggunaan ejaan.
- Pemakaian kata
Agar terampil dalam memilih kata-kata yang tepat yang akan dipakai dalam suatu tulisan maka kita harus memahami terlebih dulu seluk-beluk kata dan maknanya serta berlatih, menggunakannya untuk berbagai tujuan.
- Sinonim dan antonim
Dalam berbagai bahsa, termasuk bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang memiliki makna sama atau mirip. Contohnya:
- Cara, metode
- Besar, agung, raya
- Sukar, sulit, pelik
- Periksa, selidiki, teliti
- Lihat, pantau, observasi
- Hati, kalbu
Kata-kata yang bersinonim ini ada yang dapat saling menggantikan dalam kalimat dan ada pula yang tidak. Perhatikan contoh kata sukar, sulit, pelik. Kata tersebut merupakan kata sinonim dan dapat saling mengganti penggunaanya dalam kalmat. \
Sedangkan pemilihan kata yang berantonim kita perhatikan contoh kalimat berikut:
- Besar kecil, tua muda, kaya miskin berbondong-bondong dating ke Balai Desa.
- Semua orang berbondong-bondong ke Balai Desa.
Kesan apa yang anda tangkap dari penggunaan kata-kata yang berantonim pada kalimat (1) dibandingkan dengan penggunaan semua orang pada kalimat ke (2). Kalimat no (1) di anggap lebih hidup dibandingkan kalimat (2) Karena kalimat (2) terlihat lebih netral.
- Denotasi dan konotasi
Ketika kita mendiskusikan kata-kata yang bersinonim, kita mendapati terdapat dua atau lebih kata yang memiliki makna lekstial yang sama, namun pemakaian kata-kata itu dalam kalimat memberi kesan atau rasa yang berbeda. Oleh karena itu, kita dapat mengetahui bahwa sebuah kata selain memiliki makna denotatif juga mempunyai makna konotatif tertentu. Perhatikan contoh berikut ini.
- Sebagian besar penduduk di desa hidup dalam kemiskinan.
- Sebagian besar penduduk di desa hidup dalam kemelaratan.
Kata kemisikinan dan kemelaratan memiliki makna yang sama, yaitu keadaan tidak memiliki harta benda yang cukup untuk kebutuhan hidup minimum sehari-hari. Meskipun dalam kata kemiskinan terdapat pesan menyedihkan, tetapi tidak sekuat kesan yang ditimbulkan oleh kata kemelaratan. Untuk itu, kita dapat mengatakan bahwa dalam kata kemiskinan makna denotative yang ditonjolkan, sedangkan pada kata kemelaratan makna konotatifnya yang ditonjolkan.
- Kata umum dan khusus
Penggunaan kata umum dan kata khusus tergantung pada tujuan penulisan. Kata umum cenderung digunakan untuk penulisan generalisasi-generalisasi, sedangkan tulisan-tulisan yang diberikan kepada anak sebaiknya menggunakan kata-kata yang khusus supaya lebih mudah mereka pahami.
- Kata konkret dan kata abstrak
Kata abstrak mempunyai referent berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referent objek yang dapat diamati. Masjid, perahu, pisang, hitam, merah adalah kata-kata konkret. Sedangkan ibadah, musyrik, transportasi, kebendaan, kejujuran adalah kata-kata abstrak. Kata abstrak atau kata konkret yang sebaiknya digunakan dalam tulisan? Itu tergantung tujuan dan siapa pembaca tulisan yang kita susun. Guna menyampaikan generalisasi-generalisasi tentu kita memerlukan kata-kata abstrak, sedangkan untuk menyampaikan contoh-contoh mungkin lebih banyak menggunakan kata-kata konkret.
- Kata populer dan kata kajian
Istilah kata populer dipakai untuk merujuk pada kata-kata yang biasa dipakai dalam komunikasi sehari-hari, sedangkan kata kajian merujuk pada kata-kata yang dipakai dalam komunikasi ilmiah atau komunikasi profesi tertentu.
- Contoh :
- Kata populer kata kajian
- Contoh sampel
- Cara metode
- Arang karbon
- Kecil mikro
- Berarti signifikan
Sedangkan yang penting bagi kita sebagai seorang penulis adalah kita dapat menggunakan jenis kata yang tepat dalam menulis. Apabila kita menulis karangan ilmiah yang ditujukan bagi kalangan akademis maka tentulah lebih tepat kita menggunakan kata-kata kajian. Sedangkan tulisan itu ditujukan bagi pembaca untuk kalangan nonakademis tentu saja pemakaian kata-kata dalam penulisan tersebut disesuaikan dengan kebiasaan komunikasi mereka.
- Penulisan kalimat
Seorang penulis hendaknya menggunakan kalimat efektif dalam karangannya. Ini dimaksudkan agar tulisan-tulisan tersebut mudah dibaca. Kalimat efektif digunakan untuk karangan-karangan yang bersifat ekspositoris dan argumentatif. Namun untuk tulisan-tulisan bersifat naratif dan puitis, syarat penulisan kalimat efektif sebagai berikut:
- Unsure subjek dan predikat
- Kehematan
- Kesejajaran
- Kevariasian
- Penekanan
- Penggunaan ejaan
Seorang penulis harus mematuhi konvensi dibidang ejaan suatu bahasa apabila menginginkan tulisannya mudah dibaca dan diterima. Berikut ini aspek-aspek yang sangat penting yang biasanya bila pemakaiannya keliru akan sangat mengganggu.
Pemenggalan kata
Jika ditengah kata terdapat dua vocal berurutan maka pemenggalannya diantara kedua vocal tersebut.
Jika ditengah kata terdapat vocal dan konsonan maka pemenggalan kata dapat dilakukan sebelum konsonan.
Jika ditengah kata terapat dua konsonan, pemenggalan dilakukan di antara konsonan tersebut.
Jika ditengah kata terdapat tiga konsonan, pemenggalan dilakukan diantara konsonan tersebut.
Imbuhan berupa awalan dan akhiran pada prinsipnya diperlakukan sebagai satu suku kata bila dipenggal.
- Penulisan kata depan
Penulisan kata depan dalam frase atau kalimat sebetulnya cukup sederhana yaitu, selalu dipisahkan dari kata yang mengikutinya. Kesalahan yang kadang terjadi penulisan imbuhan di seperti penulisan kata depan, misalnya di lakukan, di tulis, seharusnya dilakukan, ditulis. Untuk membedakan kata depan di dengan kata imbuhan di sebetulnya tidak sulit, yaitu kata depan di selalu diikuti oleh kata atau frase benda saja, sedangkan imbuhan di tidak demikian. Kemudian cirri lain dari imbuhan di- adalah bila imbuhan tersebut diikuti kata benda maka pasti siikuti oleh akhiran –I atau –kan, misalnya dibuahi, dirumahkan.
- Pemakaian tanda baca
Kesulitan yang dihadapi para siswa dalam penggunaan tanda baca adalah sebagai berikut:
- Pemakaina tanda koma dalam gelar akademik.
Tanda baca dipakai untuk memisahkan nama seseorang dengan gelar akademik yang di tulis dibelakang nama orang tersebut. Contohnya : Mangasi, S.P.
- Pemakaian tanda koma dalam penulisan kalimat majemuk.
Apabila ada kalimat mendahului induk kalimat dalam sebuah kalimat majemuk bertingkat, tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat.
- Pemakaian tanda titik dua.
Tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan lengkap yang diikuti dengan suatu perincian.
- Penulisan tanda petik.
Berikut ini rambu-rambu pemakaian tanda petik dalam tulisan.
- Tanda petik mengapit kalimat langsung atau petikan langsung yang dipetik dari percakapan atau suatu bahan tulisan.
- Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, artikel, bab dari suatu buku yang dipetik dalam kalimat.
- Menulis paragraf
Dalam sebuah paragraf, gagasan utama atau pikiran utama atau topik utama dapat dikemukakan dalam sebuah kalimat topik atau disebut juga dengan kalimat utama. Kemudian, kalimat topic tersebut diikuti serangkaian kalimat lain yang disebut kalimat penjelas yang berisi pikiran penjelas, contoh-contoh dan fakta.
reverensi : Mulyati, Yeti, dkk.2014. ketrampilan berbahasa SD.Banten: Universitas Terbuka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H