Program beasiswa yang diadakan oleh pemerintah yaitu KIP-K menjadi perbincangan hangat bagi warganet di salah satu media sosial, sebenarnya program beasiswa yang satu ini sudah menjadi rahasia umum bagi kalangan mahasiswa bahwa penerimanya sering kali didapati salah target atau sasaran karena banyak yang memanipulasi data yang mereka masukkan.
Sebetulnya program ini ialah program beasiswa yang diperuntukan siswa lulusan SMA atau juga mahasiswa yang memiliki potensi akademik yang baik namun untuk memenuhi biaya kuliah mereka memiliki keterbatasan. Tetapi justru seringkali didapati salah target bagi penerimanya, seperti topik yang sedang membuat geram warganet yaitu seorang mahasiswa penerima KIP-K kedapatan membeli tiket konser kpop yang harganya tergolong lumayan dan juga ada yang kedapatan membeli barang elektronik yang bergengsi.
Topik itu ramai diperbincangkan di salah satu media sosial tepatnya di twitter dan itu menjadi pertanyaan bagi warganet bagaimana bisa yang terbilang sebagai penerima KIP-K untuk memenuhi kebutuhan primernya saja belum tentu terpenuhi apalagi kebutuhan tersiernya, terlebih hanya untuk bergengsi dan mengidamkan suatu barang semata saja.
Banyak tanggapan tanggapan yang dilampirkan para warganet di salah satu aplikasi twitter salah satunya, “Sebenernya yang orang2 permasalahin itu kan gini, kalau dia anak kipk, berarti buat pendidikan (primer) dia butuh bantuan, tapi kenapa malah buat kebutuhan tersier uangnya ada? Kenapa g dipake/disimpen buat kebutuhan primer lainnya?”, komentar salah satu akun twitter tersebut.
“Yaudah sih emangnya kalo anak bidikmisi gabisa nabung buat konser apa wkwk yg perlu dipertanyakan adalah kalo anak bidikmisi hidupnya hedon. Nonton konser kpop tuh cuma sesekali cuy bisa aja emg dia nabung lol”. Sambut komentar yang satunya.
Pada kasus pembelian barang elektronik, si penerima KIP-K mengidamkan untuk membeli tab menurut pendapatnya lebih nyaman menggunakan tab daripada laptop karena laptop yang dia miliki berat. Kemudian dia menanyakan pendapat apakah dia harus membelinya sebab uang KIP-K yang ia dapatkan sebesar 5,7 juta ia takut tidak mengcover uang jajannya.
“aku sebagai anak dari keluarga midrange nangiss liat ini, mau daftar kipk masih banyak yang lebih butuh, tapi kalau gak daftar ngos-ngosan juga cuy. percayalah, mhs dari midrange fam itu banyak yg kalang kabut pusing naikin nilai demi dapet beasiswa akademik”, balas salah satu akun twitter.
“Problem laptopnya cuma berat/ada kerusakan lain? Kalo cuma berat + ga mengganggu banget, tahan dulu. Tabung sebagian uang semester ini, fokusin buat ngecover harian kamu. Semester depan baru beli, harganya udah pasti turun. Ga lucu kalo tab nya kebeli tapi makan sehari2 susah”, sambut akun twitter lainnya.
Anang Ristanto sang Kepala Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek memberi tanggapan atas hebohnya kasus mahasiswa KIP-K yang kedapatan membeli tiket konser. "Semua penerima KIP Kuliah telah melalui proses seleksi di perguruan tinggi berdasarkan data dan informasi yang tersedia baik hasil padanan basis data maupun dari bukti yang diunggah oleh calon penerima,” jelasnya dalam keterangan, melansir dari Kompas.com. Penjelasam dari Anang Ristanto memberi artian bahwa semua penerima beasiswa KIP-K diseleksi melalui data perguruan tinggi masing-masing. Pada dasarnya yang berhak menerima beasiswa ini yaitu mahasiswa yang kurang mampu dalam hal biaya untuk kuliah.
Kasus-kasus ini membuat geram warganet karena tingkah laku mereka, terlebih bagi mahasiswa dengan kemampuan ekonomi menengah karena mereka tidak bisa mendapatkan beasiswa tersebut dan harus mencari beasiswa yang lainnya sampai melakukan kerja sampingan ditengah sibuknya dalam dunian perkuliahan agar terpenuhinya kebutuhan hidup mereka.
Agar tidak terulang lagi kasus-kasus serupa dan supaya tidak terjadinya ketidakadilan bagi para mahasiswa yang sungguh membutuhkan beasiswa tersebut. Dapat dilaksanakannya pembenahan syarat-syarat penyeleksian pada saat penerimaan KIP-K atau pemvalidasian data berlapis di setiap perguruan tinggi. Warganet mengharapkan agar init tidak menjadi penyakit yang terus menerus akan terjadi secara berulang setiap tahunnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H