Diperkirakan bahwa populasi dari Elang Flores yang tersisa di seluruh dunia saat ini adalah kurang dari 250 ekor. Persebarannya mulai dari seluruh daerah Nusa Tenggara Barat hingga ke Nusa Tenggara Timur. Sedangkan masyarakat setempat mengatakan bahwa keberadaan dari Spizaetus floris yang ada di Taman Nasional Kelimutu adalah kurang lebih dari 10 ekor.Â
Jumlah dari Spizaetus floris yang semakin menurun tersebut disebabkan oleh beberapa ancaman, yaitu perambahan hutan (kerusakan hutan) dimana terdapat banyak masyarakat yang membuka lahan untuk pertanian secara berpindah-pindah. Ancaman kedua adalah penebangan liar yang dilakukan oleh masyarakat setempat, karena tingginya tingkat ketergantungan terhadap penggunaan kayu  bakar.Â
Ancaman ketiga adalah perburuan, hal tersebut dilakukan masyarakat yang bermukim dekat dengan Cagar Alam atau Taman Nasional karena elang ini dianggap sering memangsa ayam yang dipelihara, namun seiring dengan berjalan nya waktu Elang Flores sudah jarang ditemukan, diduga karena populasi nya yang sudah semakin menurun. Dan ancaman yang terakhir adalah dari aspek ekologi dari Elang Flores itu sendiri.
Jumlah populasi Elang Flores yang sudah semakin sedikit menyebabkan nilai jualnya di pasar gelap semakin melambung tinggi. Perburuan terhadap Elang Flores ini pun semakin meningkat, banyak kolektor yang membeli bagian-bagian dari tubuh Elang Flores ini, seperti contoh adalah bulu pada sayap, yang dinilai mempunyai keindahan tersendiri.Â
Padahal jumlah Elang Flores sudah semakin menurun dan bahkan dinyatakan hampir punah. Jika Elang Flores dinyatakan hampir punah, dan tingkat perburuan nya semakin tinggi tentu akan menyebabkan Elang Flores benar-benar punah. Hal tersebut tentunya akan membawa dampak yang negatif terhadap habitat aslinya, dimana akan menyebabkan terganggunya ekosistem disana, dan tentu salah satu spesies akan menjadi semakin banyak dan terdapat spesies lainnya yang semakin berkurang karena terjadi ketidakseimbangan dalam rantai makanan yang ada.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H