Pendidikan nonformal mengutamakan program yang berkaitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan yang dirasakan dan dinyatakan oleh masyarakat pada dasarnya berorientasi pada pembinaan dan pengembangan kewirausahaan. Kewirausahaan amat penting bagi proses pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi yang terkait dengan bidang sosial, budaya, politik. Dengan adanya program kewirausahaan, masyarakat bisa meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui pemberdayaan dengan berbagai program yang memfasilitasi masyarakat untuk melek dalam berbagai bidang kehidupan.
Kewirausahaan merupakan sebuah proses menciptakan sesuatu yang baru, yang mempunyai nilai dengan mengabadikan waktu dan tenaga, disertai dengan modal (keuangan), psikis, dan berani menanggung resiko, dan menghasilkan keuntungan berbentuk materi, kepuasan tersendiri dan kemandirian.
Deskripsi program
Program kewirausahaan bengkel yang ada di PKBM Tunas Bangsa Tugu Semarang merupakan salah satu  program kewirausahaan yang paling berkembang dan banyak diminati oleh peserta didik, karena tempatnya yang strategis tepat di pinggir jalan pantura dimana banyak sekali dilewati kendaraan maka bengkel inipun selalu ramai.
PKBM Tunas Bangsa memiliki 25 tutor dan 130 warga belajar dari Paket A, Paket B, dan Paket B. Program kewirausahaan yang ada di PKBM Tunas Bangsa Semarang yang diberikan kepada warga belajar yaitu (1) menjahit, (2) jasa boga, (3) hantaran, (4) bengkel, (5) jurnalis, dan (6) pertanian, (7) tata kecantikan rambut, (8) SPA, (9) komputer, (10) perhotelan, (11) broadcasting, (12) merangkai bunga, (13) elektronika, (14) houskeeping, (15) jasa boga, (11) bahasa Jepang, (12) tata kecantikan kulit, (13) akuntansi, (14) sekretaris, (15) tata rias penganten, (16) akupuntur, (17) pariwisata, (18) baby sitter, (19) bahasa Inggris, (20) bahasa Arab, (21) jurnalis, dan (22) pertanian.
Sasaran garapan
Sasaran dalam program kewirausahaan bengkel ini ditujukan kepada anak usia SMP yang dimana mereka tidak melaksanakan pendidikan formal. Program paket B ini berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang setara dengan SMP.
Model evaluasi yng digunakan model CIPP
Evaluasi program dengan menggunakan salah satu model evaluasi, yaitu model CIPP yang dikembangkan oleh Stufflebem dan menggunakan pendekatan kualitatif deskripif. Alasan pengambilan model ini karena kedekatannya dengan evaluasi program pendidikan luar sekolah yang sistemik mencakup komponen, proses, dan tujuan program.
- Evaluasi Context Sasaran untuk Context evaluasi program kewirausahaan bengkel adalah peserta didik dilihat dari partisipasi dan kebutuhan peserta didik, letak bengkel dan pengetahuan peserta didik terhadap program kewirausahaan bengkel.
- Evaluasi Input. Evaluasi Input dengan sasaran peserta didik, narasumber, penyelenggara program dilihat motivasi, karakteristik peserta didik, karakteristik narasumber, pendanaan, sarana dan prasarana.
- Evaluasi Process Sasaran, untuk process evaluasi program kewirausahaan bengkel di PKBM Tunas Bangsa Tugu Semarang yaitu aktivitas peserta didik selama pelatihan, strategi pembelajaran/pelatihan dan hubungan antar pribadi. Indikator-indikator yang akan dievaluasi adalah pembelajaran di kelas meliputi: pendekatan dan metode, pemberian tambahan belajar, pembelajaran praktek, dan waktu pembelajaran/pelatihan.
- Evaluasi Product Sasaran yang diambil untuk mengevaluasi product yaitu dampak yang ditimbulkan dari penyelenggara program kewirausahaan. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah adalah peserta didik, penyelenggara program kewirausahaan, narasumber, kepala PKBM Tunas Bangsa Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Aspek context menunjukkan kesesuaian antara kebutuhan dan partisipasi, pengetahuan peserta didik tentang bengkel. Aspek input menunjukkan motivasi, karakteristik peserta didik dan narasumber, pendanaan, sarana prasarana dalam kategori baik. Aspek process menunjukkan aktivitas peserta didik, strategi pembelajaran, dan hubungan antar pribadi dalam kategori baik. Aspek product menunjukkan kegiatan program terlaksana dengan baik.
Faktor pendukung meliputi motivasi yang tinggi dari peserta didik, sarana prasarana. Adapun kendalanya meliputi kekosongan narasumber dan apabila ada barang/peralatan bengkel hilang.
KesimpulanÂ
Pada konteks penyelenggaraan program kewirausahaan bengkel Paket B Di PKBM Tunas Bangsa Tugu yang meliputi kebutuhan dan partisipasi peserta didik menunjukkan kesesuaian antara program kewirausahaan dengan kebutuhan belajar peserta didik, pengalaman peserta didik yang menunjukkan beberapa dari mereka tidak memiliki dasar dalam keterampilan terutama bengkel. Penyelenggaraan Program Kewirausahaan Bengkel Paket B di PKBM Tunas Bangsa Tugu Semarang meliputi motivasi peserta didik, pendanaan, dan sarana prasarana dapat disimpulkan baik. Ini terlihat dari motivasi peserta didik yang tinggi, tersedianya sarana-prasarana dan adanya bantuan dana dari pusat.
Sintya Dewi
06151282126055
UTS EVALUASI PROGRAM PLS
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI