Mohon tunggu...
Sintong Silaban
Sintong Silaban Mohon Tunggu... profesional -

Berkeinginan terus membaca dan menulis selama ada di dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hukum Berat dan Tampilkan ke Publik Wajah Manusia Biadab Pembakar Hutan Itu

31 Oktober 2015   14:19 Diperbarui: 31 Oktober 2015   14:34 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Api akan segera padam dan mungkin asap pun akan segera berlalu. Tetapi kisah asap tahun 2015 ini tak akan pernah bisa kita lupakan. Bukan hanya karena kerugian materi yang sangat luar biasa, tetapi asap ini telah sangat menyiksa jutaan masyarakat selama berbulan-bulan. Ribuan orang sampai menderita sakit pernapasan dan ada yang meninggal, puluhan ribu anak-anak terganggu pendidikannya, dan secara keseluruhan masyarakat menurun produktivitasnya dalam bekerja dan memperbaiki kehidupannya.

Kebakaran hutan adalah penyebab asap ini. Dan hutan-hutan (hutan alami, hutan konservasi, lahan gambut) terbakar di Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan daerah Sumatera lainnya serta Kalimantan bukanlah karena kelalaian, tapi upaya sengaja dari penduduk dan orang-orang serakah (pebisnis) yang biadab.

Biadab, itulah kata yang paling tepat ditujukan kepada orang-orang yang dengan sengaja membakar hutan dan kemudian bermaksud menjadikan lahan bekas hutan terbakar sebagai lahan perkebunan kelapa sawit. Siapa pun yang terlibat dalam upaya ini, pengusaha, centeng-centeng, oknum polisi dan aparat negara, serta penduduk yang dibayar untuk membakar adalah orang-orang biadab yang pantas diseret ke pengadilan dan dihukum berat. 

Negara dan  masyarakat sudah secara terang benderang mengalami kerugian yang sangat besar dan penderitaan yang tak terperikan akibat asap yang nota bene adalah ulah dari segelintir orang yang serakah, yang tidak kenal peri kemanusiaan dan peri kehewanan dan tumbuhan.

Untuk merogoh untung puluhan milyar rupiah mungkin, para pembakar itu tega membuat negara dan masyarakat rugi puluhan trilyun, tega menyiksa masyarakat sekian lama, tega membunuh jutaan hewan di hutan-hutan dan membumihanguskan paru-paru bumi (hutan sebagai produsen dari oksigen).

Jadi, karena sudah terbuka negara dan masyarakat dirugikan, disakiti, maka sudah seharusnya siapapun pelaku pembakaran hutan itu diproses hukum secara terbuka, ditampilkan wajahnya kepada publik. Publik ingin tahu, siapakah orang itu, bagaimana tampangnya. Pemerintah dan aparat penegak hukum, janganlah kiranya menutup-nutupi tampang manusia-manusia biadab itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun