Mohon tunggu...
Sinto
Sinto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Journalist

Journalism Is The First Rough draft of history Philip Graham

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Wisata Religi Makam Nyato, Makam yang Hanya Boleh Diziarahi Hari Rabu

22 Juni 2021   13:47 Diperbarui: 22 Juni 2021   15:33 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Wali Nyato' (universalcommunitynusantara.blogspot.com)

Masjid Kuno Rembitan

Masjid ini dipercaya sebagai tempat kediaman beliau semasa hidup dan saat ini fungsinya selain sebagai sarana ibadah dan kegiatan keagamaan juga sebagai tempat penyimpanan benda-benda peninggalan beliau.

Rumah-rumah penduduk berdiri di bagian lebih tinggi dan di bawah kaki bukit mengelilingi masjid. Ukuran bangunan masjid Rambitan tidak terlalu besar, seukuran dengan surau pada umumnya: 7,80 M x 7,60 M.  Masjid Ramabitan banya ada bagunan inti tanpa beranda.

Di luar terdapat sebuah sumur yang disebut kolam berukuran 2,50 M dengan garis tengah bagian atas 5 M dan 3 M pada bagian bawah. Seluruh unsur bangunan dominan dari ilalang yang diikat memaki tali ijuk, sejenis akar gantung yang sangat tahan lama. Di bagian ini terdapat empat tiang utama penyangga bangunan dengan kurang lebih 28 sampai 30 tiang kecil yang menopang dinding masjid yang terbuat dari pagar bambu.

 Interior masjid kuno Rembitan, tampak mihrab dan pengimaman (Foto: Iwan/Alif)
 Interior masjid kuno Rembitan, tampak mihrab dan pengimaman (Foto: Iwan/Alif)

Kelotok

Kelotok berbentuk lonceng yang memiliki kemiripan dengan kalung sapi. Kelotok ini oleh masyarakat Rembitan dipercaya sebagai obat untuk anak kecil yang belum bicara dan berjalan. Cara pengobatannya adalah dengan meminum air hasil pembersihan dari kelotok. Meminum airnya harus dilakukan pada Bulan Maulid pada saat pembersihan semua peninggalan Wali Nyato'.

Gendeng Lauk dan Gedek Daye

Peninggalan ini berupa bangunan yang beratapkan ilalang yang berfungsi sebagai tempat singgah para peziarah. Gedeng lauk sebagai tempat singgah peziarah perempuan dan gedeng daye sebagai tempat peziarah laki-laki.

Kedua gedeng tersebut berbentuk persegi empat dimana bangunanya  tidak lurus menghadap ke arah barat, melainkan agak sedikit miring ke kanan. Walaupun tidak lurus mengarah ke kiblat, tetapi lebih mendekati ke arah tersebut, sehingga selain digunakan sebagai tempat beristirahat, gedeng dapat pula di gunakan sebagai tempat sholat bagi peziarah, berzikir maupun tahlilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun