Disclaimer : Tulisan saya tidak mewakili opini warga Bandung secara keseluruhan
Masih hangat di pikiran kita, bagaimana pada pemilu lalu banyak orang menyebut Jokowi sebagai pembohong karena dianggap melanggar sumpah jabatannya untuk memerintah Jakarta selama 5 tahun. Tapi anehnya, kini orang-orang yang sama mendorong Ridwan Kamil untuk menjadi Gubernur DKI walaupun beliau pernah mengucapkan sumpah jabatan serupa. Lantas mengapa Jokowi disebut pembohong sedangkan RK tidak ? Dalam politik semua bisa terjadi.
Mari lupakan soal sumpah jabatan. Mari pikirkan dampak-dampak yang akan terjadi apabila RK mencalonkan diri atau bahkan berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta. Pertama-tama bagi Ahok, apabila ia memang dikalahkan RK, bisa dipastikan karirnya tidak akan berakhir. Ahok adalah sahabat dekat Jokowi, yang bisa ditawari jabatan apa saja oleh Jokowi. Menjadi menteri, komisioner, Ketua Lembaga Negara… Semua terbuka lebar bagi Ahok. Tapi bagaimana jika RK kalah. Bandung tetap akan kehilangan pemimpin kebanggaannya..
Kini bagaimana dengan nasib warga Bandung. Seperti diketahui banyak sekali progress pembangunan yang telah dikerjakan RK. Berkat beliau jugalah Bandung yang selama ini dikenal dengan image negatif “Bandung Lautan Sampah” atau kota yang dipimpin koruptor bisa kembali menjadi pusat perhatian sebagai Kota Kelas Dunia. Hal ini seakan-akan membangkitkan kembali semangat warga Bandung yang memang gemar menjadi pusat perhatian. Senang sekali mendengar orang daerah lain berkata “Beruntung banget Bandung punya Walikota seperti Ridwan Kamil… Andai Bupati/Walikota kami seperti RK...”. Nah, apabila RK tidak lagi memimpin Kota ini sampai beres, jangan aneh apabila kiprah Bandung menjadi tenggelam.
Perbaikan Bandung yang sarat dengan teknologi dan keindahan artistik tidak terlepas dari latar belakang RK sebagai arsitek dan memiliki wawasan luas karena sering mengunjungi negara lain. Karakter itu pula yang memang sesuai dengan kota Bandung yang banyak dihuni oleh anak muda : selalu lapar akan hiburan dan hal-hal baru. Bandung, bagaimanapun, adalah kiblat anak muda dari seluruh Indonesia. Hanyalah di bawah kepemimpinan seseorang yang sesuai dengan karakter warga Bandung, kota Bandung bisa menjadi “juara”.
Lalu bayangkanlah Bandung tanpa sosok RK. Segala progress yang telah dibuat kemungkinan besar akan terlantar. Berbagai infrastruktur karya RK seperti taman-taman, program Smart City, pusat perdagangan, dll adalah kegiatan yang membutuhkan kemampuan maintenance yang tinggi. Tidak semua orang memiliki skill untuk mengelola semua itu tanpa latar belakang yang sesuai. Dalam kasus ini, Bandung sepeninggal RK akan dipimpin oleh Wakil Walikota Oded M. Danial. Siapakah warga Bandung yang benar-benar mengenal Oded ? Izinkan saya sedikit membahas mengenai calon pengganti RK ini.
Oded M. Danial memiliki karakter yang berkebalikan dengan RK. Ia pemalu, tidak mau banyak terekspose, besar dalam lingkungan tradisional dan konservatif, relatif kurang mengenal teknologi (medsos), dan secara pendidikan pun hanya setingkat STM (bandingkan dengan RK yang lulusan Berkeley, USA). Lebih jelasnya baca : https://id.wikipedia.org/wiki/Oded_Muhammad_Danial . Pertanyaannya, apakah karakter beliau cocok untuk memimpin Bandung ?
Secara umum nama Oded pun baru dikenal warga Bandung pada saat berpasangan dengan Ridwan Kamil. Nama dan ketokohan RK begitu kuat sehingga warga Bandung kurang memperhatikan siapa pendampingnya. Setelah hampir dua tahun menjabat sekalipun, apabila warga Bandung berpapasan dengan sang wakil walikota, tampaknya hanya sedikit sekali yang bisa mengenalnya.