Akhirul kalam, Jokowi hanyalah manusia biasa yang pastinya memiliki banyak kekurangan. Jokowi juga bukan Dewa yang bisa mengabulkan seluruh janji kampanyenya dalam waktu singkat. Negeri sudah sangat parah keadaannya ibarat seorang yang terkena penyakit kanker, untuk bisa sembuh kembali, perlu dijalani serangkaian proses yang pahit seperti "kemoterapi" untuk membunuh sel-sel kanker yang ganas. Beberapa kebijakan Jokowi juga dirasakan pahit, tapi semua itu dilakukan untuk menyembuhkan sakitnya negeri ini.
Di balik seluruh pekerjaan pemerintah tentulah terdapat banyak kekurangan yang harus dikritisi, misalnya berkaitan dengan penandatanganan perpres, tempat kelahiran Soekarno, wacana pencabutan subsidi listrik dan lain-lain. Jokowi juga punya kelemahan dalam segi komunikasi, misalnya saat menghadiri beberapa event internasional, Jokowi cukup pede mengandalkan bahasa Inggrisnya yang pas-pasan. Semua itu setidaknya membuktikan jika tidak ada setingan yang dilakukan dalam acara. Seperti diketahui, pada masa Presiden2 sebelumnya, acara sudah dirancang sedemikian rupa mencakup siapa yang akan bertanya, apa pertanyaannya, hingga jawabannya. Untuk menyikapinya tentu saja kembali kepada diri kita sendiri, apakah kita akan menertawakan kelemahan Jokowi yang berarti menertawakan bangsa sendiri, atau bangga atas berbagai kelemahan dan kelebihan yang dimiliki pemimpin bangsa ini.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H