Mohon tunggu...
Sint Jan
Sint Jan Mohon Tunggu... -

Seorang Pengamat Biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka untuk Pak Prabowo, Bu Megawati, dan Pak SBY

3 Oktober 2014   23:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:29 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri..." - Ir. Soekarno-


Sudah berbulan-bulan lamanya energi bangsa ini tersedot oleh dinamika politik yang terjadi seiring perhelatan pileg dan pilpres. Bangsa seakan-akan terbagi ke dalam dua kubu yang saling menyerang satu sama lain, merasa kelompoknya paling benar dan kelompok lain sebagai musuh yang harus dikalahkan. Permusuhan terjadi di dalam masyarakat, pertemanan, hingga keluarga. Fitnah-fitnah dan kata-kata kasar antar pendukung kubu selalu menghiasi media sosial.

Kini situasi itu tidak kunjung berakhir dan cenderung memanas hingga beberapa tahun ke depan. Mari kita menengok kembali hati nurani kita, apakah kondisi itu yang kita inginkan ?

Masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, ras, kepercayaan, dan pandangan politik selama ini diakui sebagai salah satu bangsa yang paling berhasil dalam membina persatuan. Saat banyak negara-negara lain dilanda peperangan yang disebabkan perseteruan agama atau suku, Indonesia berhasil menjaga kerukunan atas segala perbedaan yang ada. Keberhasilan ini tentunya tidak terjadi secara instan. Proses ini telah dimulai sejak jaman kerajaan dan mencapai puncaknya hingga dibacakannya Proklamasi 17 Agustus 1945. Proses merajut persatuan bangsa tidaklah mudah, puluhan ribu orang menjadi martir guna terwujudnya persatuan tersebut, sebelum maupun setelah kemerdekaan. Dengan adanya Sila ke-3 Pancasila yang berbunyi "Persatuan Indonesia", para Founding Fathers negara ini menitipkan kepada kita amanat untuk selalu menjaga persatuan di atas segala perbedaan yang ada. Keberhasilan rakyat Indonesia untuk selalu menjaga persatuan menjadi harta yang tak ternilai harganya dibandingkan dengan apapun.

Kini persatuan itu terancam. Negara ini pernah mengalami perseteruan politik sekitar tahun 50'an yang menyebabkan penderitaan bagi semua orang. Rakyat menjadi kelaparan, pembangunan terhambat, dan pemerintah kehilangan legitimasinya. Namun satu hal yang pasti, ketika perselisihan politik terjadi, para elit politik tetap bisa mendapatkan kemewahan-kemewahan, sedangkan masyarakat-lah yang paling merasakan dampak negatifnya. Situasi tersebut hendaknya menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak mengulanginya kembali.

Kini pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2014 menghasilkan polarisasi politik yang saling menyerang dan menjatuhkan. Padahal sejatinya baik pendukung Prabowo dan Jokowi ingin melihat negara Indonesia yang lebih baik di masa depan. Perbedaan utama di antara keduanya adalah siapa yang akan memimpin perbaikan tersebut. Tidak ada yang ingin melihat Indonesia sebagai negara hancur di masa depannya. Sayangnya, situasi tersebut semakin memanas karena pengkondisian elit politik yang kurang bertanggung jawab. Rakyat dikondisikan untuk tetap memusuhi satu sama lain untuk kepentingan kelompok/golongan. Sifat buruk dikedepankan sedangkan sifat adiluhur bangsa yang saling menghargai satu sama lain dilupakan.

Kami lelah. Telah berbulan-bulan kami dikondisikan untuk memusuhi satu sama lain atas perbedaan pandangan politik. Kami dibuat lupa atas cita-cita para pendiri bangsa, kami dibuat lupa atas perjuangan para pahlawan terdahulu, kami dibuat lupa atas makna sejati Pancasila. Kami tidak ingin bangsa ini terbelah dua seperti terjadi di Amerika Serikat, menyebabkan terhambatnya pemerintahan yang efeknya sangat merugikan masyarakat.

Pak Prabowo, Ibu Megawati, dan Pak SBY. Kami percaya jika anda semua masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Kami percaya anda bertiga sama-sama ingin membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Kami percaya anda bertiga ingin dicatat sejarah sebagai negarawan yang bisa menjadi role model bagi generasi selanjutnya. Kami percaya anda bertiga sudah mengeluarkan pengorbanan materi dan non materi yang luar biasa bagi kemajuan bangsa. Jangan biarkan segala pengorbanan tersebut menjadi sia-sia belaka karena kekerasan ego. Pada waktunya nanti kita semua akan mati dan diminta pertanggungjawaban atas segala yang telah kita lakukan. Mari kita satukan segala potensi keunggulan yang dimiliki guna kemajuan Indonesia. Sudah terlalu banyak waktu dan energi yang terbuang untuk segala konflik yang terjadi. Bersatulah tokoh-tokoh negarawan terbesar bangsa Indonesia.

Bukan keinginan kami melihat perseteruan antara eksekutif dan legislatif. Ketika hal itu terjadi dan mengakibatkan perpecahan bangsa, bahkan korban jiwa rakyat, diri anda semua akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan. Kami tidak ingin melihat perpecahan di tingkat elit maupun akar rumput. Persatuan Indonesia terlalu berharga untuk dihancurkan kepentingan segelintir elite.

Pak Prabowo, Ibu Megawati, dan Pak SBY. Bersatulah untuk kepentingan rakyat. Lupakan segala perselisihan yang telah terjadi. Turunkanlah sedikit ego anda untuk kepentingan bersama. Kami ingin melihat kebersamaan baik di eksekutif maupun legislatif. Tunjukanlah semangat Persatuan Indonesia dimanapun anda berada. Alangkah baik dan indahnya apabila kabinet dan pimpinan legislatif bisa mewakili seluruh kepentingan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun