Mohon tunggu...
Sintia ladiku
Sintia ladiku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan Nama Saya Sintia ladiku jurusan manajemen pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tafsir Kehidupan: Refleksi dalam Bulan Ramadhan

21 Maret 2024   18:35 Diperbarui: 21 Maret 2024   18:42 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama:Sintia ladiku

Nim:131423066

Mata kuliah: Karya tulis ilmiah

Dosen pengampuh:Dr.Arifin Suking S.Pd.M.Pd

Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriah. Pada bulan ini, umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah Puasa (saum) dan memperingati wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad menurut keyakinan umat Muslim. Puasa ramadhan merupakan salah satu dari Rukun islam. Bulan Ramadan akan berlangsung selama 29--30 hari berdasarkan pengamatan hilal, menurut beberapa aturan yang tertulis dalam hadis.

Kata Ramadan berasal dari akar kata bahasa Arab ramia atau ar-rama, yang berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan. Menurut syariat islam, puasa Ramadhan hukumnya fardhu (diwajibkan) untuk Muslim dewasa, kecuali ia mengalami halangan untuk melakukannya seperti sakit, dalam perjalanan, sudah tua, hamil, menyusui, diabetes, atau sedang mengalami menstruasi. Kewajiban berpuasa pada bulan Ramadan ditetapkan pada bulan syakban tahun kedua setelah hijrahnya umat Muslim dari makkah ke madinah. Bulan Ramadan diawali dengan penentuan bulan sabit sebagai pertanda bulan baru.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam refleksi tersebut yaitu Iman dan ihtisab: Melaksanakan ibadah puasa Ramadan dengan landasan iman dan ihtisab adalah kunci untuk mendapatkan pahala yang dijanjikan Allah SWT. Iman berarti meyakini dan membenarkan kewajiban ibadah puasa, sementara ihtisab adalah niat dan kesungguhan untuk meraih pahala puasa, Refleksi diri: Melakukan refleksi diri tentang ketaatan dalam membayar zakat adalah contoh dari kelebihan yang mendorong refleksi tersebut. 

Hal ini mendorong kita untuk berpikir lebih baik tentang kehidupan sehari-hari dan cara kita mengelola kekayaan yang diberikan Allah SWT, Hikmah puasa: Pengamatan hikmah puasa Ramadan dapat membentuk akhlak mulia, seperti sabar dan pengendalian diri. Ini adalah kesempurnaan dari ibadah puasa, yang tidak hanya melibatkan melakukan kewajiban, tetapi juga memperhatikan hikmah yang terkait dengan ibadah tersebut, Pengamatan hikmah: Pengamatan hikmah dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari, seperti pengamatan hikmah yang terkait dengan ibadah puasa Ramadan, dapat membantu kita menjadi lebih baik dan membentuk akhlak mulia yang diperlukan Dalam refleksi tentang tafsir kehidupan dalam bulan Ramadhan, kita harus berpikir lebih baik tentang kewajiban ibadah puasa, hikmah yang terkait dengan ibadah tersebut, dan cara kita mengelola kekayaan yang diberikan Allah SWT. Hal ini akan membantu kita menjadi lebih baik dan membentuk akhlak mulia yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengantarkan umat manusia ke gerbang pahala yang lebih besar dari biasanya. Setiap keutamaan yang terkandung di bulan Ramadan menjadikan bulan ini teramat istimewa. Allah SWT mewajibkan hambanya berpuasa tidak hanya semata-mata untuk menahan lapar dan haus selama 12 jam. Maka dari itu diharamkan untuk umat islam bermalas-malasan ketika berpuasa. Menjalankan ibadah puasa harus dilakukan secara ikhlas dengan niat untuk memperoleh ridha Allah SWT semata.

Manusia memiliki banyak cara untuk mengejar amalan di bulan Ramadan. Selain berpuasa, terdapat amalan-amalan lain yang dapat mendatangkan pahala bagi siapa saja yang menjalaninya. Beberapa amalan yang dianjurkan di bulan Ramadan yakni dengan Qiyamul-Lail, Mengakhirkan makan sahur, Berbuka tepat pada waktunya dan berdoa ketika berbuka, Perbanyak baca Al-Quran dan bersedekah, Iktikaf.

Salat, berdzikir, membaca Al-Quran, dan memohon ampunan kepada Allah SWT merupakan bagian dari ikhtikaf. Ikhtikaf sangat dianjurkan terutama pada 10 malam terakhir Ramadan yang apabila beruntung, kita dapat menyaksikan malam Lailatul Qadar. Menjalani Ramadan tidak hanya diisi dengan berpuasa. Di bulan yang penuh berkah ini kita harus mengejar pahala sebanyak-banyaknya. Ramadan adalah bulan yang penuh keutamaan. Bagi hamba yang menyambut Ramadan dengan sukacita, maka terbukalah pintu surga khusus untuknya. Selain memperoleh pahala, mengerjakan amalan-amalan sunnah di bulan Ramadan dapat mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta.

Daftar Rujukan
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Ramadan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun