Mohon tunggu...
Sintia Febriyanti
Sintia Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sintia febryy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kolaborasi dan Inovasi Pembelajaran Melalui Media Sosial dalam Kurikulum Merdeka

19 Januari 2025   21:03 Diperbarui: 19 Januari 2025   21:23 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kolaborasi dan Inovasi Pembelajaran Melalui Media Sosial dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka, diterapkan di Indonesia, menekankan pada fleksibilitas, pengembangan kompetensi, serta pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dalam konteks ini, media sosial dapat berperan penting dalam mendukung kolaborasi dan inovasi pembelajaran. Berikut beberapa cara untuk mewujudkan kolaborasi dan inovasi melalui media sosial dalam implementasi Kurikulum Merdeka:

1. Kolaborasi Antar Siswa dan Guru

   Platform Diskusi dan Forum: Media sosial seperti WhatsApp, Facebook, atau platform khusus seperti Google Classroom dapat menjadi tempat diskusi bagi siswa dan guru. Di sini, siswa dapat berdiskusi tentang materi pelajaran, berbagi informasi, dan mendapatkan umpan balik langsung dari guru.

   Kelompok Belajar: Media sosial memungkinkan siswa membentuk kelompok belajar online untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas, proyek, atau diskusi. Misalnya, menggunakan Telegram atau grup Facebook untuk membahas tugas kelompok, berbagi sumber belajar, dan menyelesaikan masalah bersama.

2. Inovasi dalam Metode Pembelajaran

   Pembelajaran Berbasis Video: Platform seperti YouTube, Instagram, atau TikTok dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam bentuk video kreatif. Guru atau siswa dapat membuat video pendek untuk menjelaskan konsep tertentu, yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan teks atau ceramah.

   Pembelajaran Interaktif dan Gamifikasi: Media sosial dapat mendukung pembelajaran berbasis gamifikasi dengan menyediakan tantangan atau kuis yang dapat diselesaikan siswa di platform seperti Instagram atau Twitter. Ini membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan interaktif.

3. Pengembangan Kreativitas Siswa

   Proyek Kolaboratif: Melalui media sosial, siswa dapat terlibat dalam proyek kolaboratif dengan siswa dari sekolah atau bahkan negara lain. Misalnya, menggunakan Zoom atau Skype untuk presentasi bersama atau TikTok untuk membuat video kreatif yang berkaitan dengan topik pembelajaran.

   Pembuatan Konten: Siswa diberikan kebebasan untuk membuat konten berbasis pembelajaran seperti artikel blog, video edukasi, atau podcast yang dibagikan melalui media sosial. Ini melatih kreativitas serta kemampuan berbicara di depan umum dan menulis.

4. Peningkatan Keterampilan Literasi Digital

   Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sumber Belajar: Media sosial memungkinkan siswa mengakses berbagai sumber belajar dari seluruh dunia, termasuk tutorial, webinar, dan artikel yang relevan dengan topik pembelajaran. Ini mengajarkan mereka untuk memilah informasi dan meningkatkan keterampilan literasi digital.

   Literasi Media dan Etika Digital: Selain keterampilan akademik, media sosial memberikan peluang untuk mengajarkan siswa tentang literasi media, etika digital, dan cara menjaga privasi serta bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi.

5. Penilaian dan Umpan Balik

   Penilaian Portofolio: Media sosial memungkinkan siswa membangun portofolio pembelajaran mereka secara online. Dengan menggunakan platform seperti Google Drive, YouTube, atau Instagram, siswa dapat mempublikasikan karya mereka, seperti esai, video, atau foto hasil proyek yang dapat dinilai oleh guru dan teman sekelas.

   Umpan Balik Instan: Media sosial memberikan kesempatan bagi guru untuk memberikan umpan balik secara langsung dan lebih sering, baik dalam bentuk komentar, pesan pribadi, maupun melalui fitur lainnya yang memungkinkan interaksi dua arah.

6. Peningkatan Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas

   Komunikasi Orang Tua dan Guru: Media sosial seperti WhatsApp dapat digunakan untuk menjaga komunikasi yang lebih erat antara guru dan orang tua, memungkinkan orang tua tetap terlibat dalam proses pembelajaran anak-anak mereka

Berbagi Pengalaman dan Ide: Platform seperti Facebook atau blog dapat menjadi tempat bagi komunitas sekolah untuk berbagi pengalaman, ide, dan inisiatif baru terkait pembelajaran, meningkatkan partisipasi seluruh pihak yang terlibat dalam ekosistem pendidikan.Universitas pelita bangsa

1. Iin fadilah Nim 132410179

2. Sintia Febriyanti Nim 132410208

3. Fajril riyadi abdillah Nim 132410196

4. Niscaya Amanda agustin Nim 132410226

5. Mayang maryani Nim 132410256

6. Sophie hartantri lestari Nim 132410227

7. Yohanes febri budiarto Nim 132410176

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun