Mohon tunggu...
Sintia Dewi
Sintia Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa fisip Uhamka

politics, art, and humanity.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perspektif Islam kepada brand Not A Man's Dream yang telah menyinggung umat Islam

9 Juli 2023   23:15 Diperbarui: 10 Juli 2023   00:04 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ ٱلسَّٰجِدِينَ

Artinya : "Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat)."

Firman Allah selalu mengajarkan umat muslim untuk selalu tabah dan bersabar, karena dengan begitu tidak terjadi hal hal yang merugikan, dan mengajarkan umatnya untuk tidak anarkis dalam menghadapi penistaan, sesuai dengan prinsip Islam yang menganut kedamaian.

 Cara Rasulullah menanggapi penistaan agama

Ketika Nabi Hijrah ke Madinah untuk menebarkan dakwah Islam, banyak ujian yang beliau hadapi. Di antaranya pembangkangan orang-orang Yahudi di Madinah dan sikap orang-orang munafik yang enggan mengikuti Nabi Muhammad SAW. Bahkan ada yang terang-terangan menentang Rasulullah SAW seperti Musailamah Al-Kadzdzab. Mereka bertameng dengan Islam. Masuk Islam bersama kaum Muslimin, dan menampakkan keislamannya, padahal mereka orang-orang munafik. Gerakan-gerakan menyimpang ini sudah ada sejak zaman Nabi sebagaimana diceritakan dalam Sirah Nabawiyah. Selain Musailamah Al-Kadzdzab, ada juga sosok yang tak kalah bejatnya sampai berani menuduh Rasulullah SAW tidak adil dalam membagikan harta rampasan perang. Namanya Dzul Khuwashirah At-Tamimi, laki-laki berkepala botak, berjenggot lebat dan bermata cekung yang darinya lahir cikal bakal golongan Khawarij yang menyesatkan umat. Ibnul Jauzi menyebutkan, tokoh Khawarij yaitu orang yang paling buruk di kalangan mereka, pencetus pertamanya adalah orang yang dijuluki Dzul Khuwaishirah. Melihat tingkah orang ini, Khalid sempat meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk memenggal lehernya. Riwayat lain disebut bahwa Umar bin Khattab hendak mengeksekusinya, namun Rasulullah SAW mencegahnya demi menghindari timbulnya fitnah.

Sejatinya Rasulullah SAW tidaklah bertindak sesuka hatinya melainkan bersumber dari wahyu Allah. Artinya, apa yang dilakukan dan diucapkan Rasulullah tidak didasari oleh hawa nafsu sebagaimana manusia pada umumnya, Namun beliau bertindak atas p   etunjuk wahyu dari Allah. Akhlak beliau benar-benar terjaga. Ketika terjadi penyimpangan dilakukan orang-orang di sekeliling beliau, Rasulullah SAW tidak langsung mencelanya atau mencaci-maki. Beliau melakukan cara persuasif, tabayyun dan mengajaknya dialog. Setelah itu baru beliau menyatakan sikap yang tegas. Seperti menghadapi si pendusta Musailamah Al-Kadzzab dikisahkan dalam Sirah Nawabiyah Ibnu Hisyam. Dikisahkan, Musailamah Al-Kadzdzab mengutus dua orang untuk mengirim surat kepada Rasulullah SAW. Isinya sebagai berikut: "Dari Musailamah Rasulullah kepada Muhammad Rasulullah, Salamun 'Alaika, Amma Ba'du. "Sesungguhnya kepentingan kita dalam perkara (kenabian) ini sama. Kami berhak atas separuh bumi dan Quraisy berhak atas separuhnya lagi, namun Quraisy adalah orang-orang yang melampaui batas." Setelah surat itu sampai kepada Rasulullah, beliau kemudian bertanya kepada kedua utusan Musailamah itu: "Bagaimana pandangan kalian?" Kedua utusan Musailamah itu berkata: "Kami sepakat dengan Musailamah." Rasulullah SAW kemudian bersabda: "Demi Allah, andai seorang utusan itu boleh dibunuh, aku pasti menghabisi kalian berdua." Kemudian Rasulullah SAW mengirimkan surat balasan kepada Musailamah. Isi surat beliau sebagai berikut: "Bismillahirrahmaanirrahim. Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah Al-Kadzdzab (si pendusta). Kedamaian atas siapa saja yang mengikuti petunjuk, Amma Ba'du. Sesungguhnya bumi ini hanyalah milik Allah yang Dia wariskan kepada siapa saja yang Dia hendaki dari hamba-hamba-Nya dan pahala itu hanya untuk orang-orang yang bertakwa." (HR Abu Dawud 2761). Peristiwa ini terjadi pada akhir Tahun ke-10 Hijriyah. Musailamah al-Kadzdzab tewas saat Perang Yamamah pada masa kepemimpinan Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq Tahun 12 Hijriyah. Para perang ini banyak sahabat yang syahid sekitar 1.200 umat muslim. Di antaranya terdapat 70 sahabat penghafal Al-Qur'an. Sedangkan di pihak Musailamah Al-Kazzab, korban tewas mencapai 20.000 orang. Demikianlah akhir hidup tokoh munafik dan orang yang mengaku sebagai Nabi. Allah membalas kejahatan orang-orang yang menyimpang dan menentang Rasul-Nya sesuai kehendak-Nya.

Apa yang dapat dipelajari dari kisah Rasulullah tersebut adalah, bahwa mengikuti firman Allah adalah jalan terbaik meskipun sebagai manusia tentu dapat merasa marah dan benci, namun jika terus mengingat nama tuhan, maka akan terdapat jalan yang baik yang bisa ditempuh, dengan begitu kedamaian akan selalu terpelihara dalam jiwa muslim sesuai prinsip islam, dan pandangan islam.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun