PKn atau lebih jelasnya adalah Pendidikan Kewrganegaraan adalah mata pelajaran yang wajib diajarkan di semua jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Namun mengapa banyak anak yang menganggap bahwa pelajaran PKn merupakan pelajaran yang membosankan. Padahal sebenarnya pelajaran PKn adalah pelajaran yang sangat penting. Pelajaran Pkn merupakan pelajaran yang berfokus pada pengembangan karakter serta hak dan kewajiban maupun tata cara menjadi warga negara yang baik.
Sebagai salah satu kasus, terdapat dalam jurnal yang ditulis oleh Della, dkk (2024), dalam hasil wawancaranya dengan salah satu guru di SD Negeri 106160 Tanjung Rejo. Gurunya mengatakan pada saat pelajaran PKn banyak siswa yang tidak fokus saat belajar, hal itu dirasakan ketika pelajaran PKn berlangsung banyak siswa yang izin keluar kelas, tidak memperhatikan guru mengajar, gagal dalam menyelesaikan tugas yang diberikan serta tidak berani dan tidak percaya diri ketika guru meminta siswa untuk mengangkat tangan saat  diberikan pertanyaan.
Ada berbagai alasan yang menyebabkan hal itu terjadi. Salah satunya adalah materi pelajaran PKn terlalu teoritis sehingga membuat siswa menjadi bosan dan sulit memahami materi. Pelajaran PKn seringkali hanya berfokus pada konsep, definisi dan informasi abstrak sehingga sulit untuk siswa melakukan pendalaman materi. Pembelajaran PKn juga seringkali berpusat pada hafalan, siswa diminta untuk menghafal definisi Pancasila, fungsi lembaga negara, tanpa memahami makna dan penerapannya sehingga pada pelajaran PKn cenderung hanya ke arah kognitifnya saja.
Pada pembelajaran PKn, seringkali minim contoh praktis atau contoh nyata dari nilai-nilai kewarganegaraan dalam kehidupan sehari ini. Seharusnya, materi yang disampaikan bersifat kontekstual seperti penyampaian isu-isu terkini. Proses pembelajaran PKn juga dibilang cukup monoton karena hanya dilakukan melalui ceramah atau hanya membaca buku teks (textbook centered) dan metodenya berbasis  teacher centered learning (TCL) tanpa aktivitas yang melibatkan siswa untuk dapat menganalisis, berdiskusi ataupun berdebat tentang suatu masalah nyata.
Pembelajaran PKn yang membosankan dapat menyebabkan kehilangan minat siswa terhadap pelajaran, selain itu juga dapat menjadi sebuah kesulitan bagi siswa untuk memahami konsep-konsep yang berhubungan langsung dengan kehidupan mereka, serta kurangnya pengembangan keterampilan berpikir kritis, problem-solving, dan partisipasi aktif sebagai warga negara. Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk membuat pelajaran PKn menjadi diminati banyak siswa dan tidak menjadi pelajaran yang membosankan, yaitu:
- Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan isu aktual, hal ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan berita atau artikel tentang peristiwa yang relevan sebagai bahan pelajaran sehingga bukan hanya mengandalkan buku saja.
- Menggunakan metode pembelajaran yang interaktif, hal ini bisa dilakukan dengan cara mengajak siswa mengerjakan proyek bersama atau pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) seperti membuat video edukasi tentang hak asasi manusia. Selain itu, bisa juga menggunakan metode pembelajaran Role-Playing, dengan mengajak siswa melakukan simulasi peran seperti siding DPR, siding pengadilan atau negosiasi konflik.
- Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler bertema kewarganegaraan, dengan membentuk kelompok diskusi atau klub PKn yang membahas isu-isu terkini. Mengadakan simulasi atau debat antar siswa sebagai bagian dari pembelajaran demokrasi. Serta dapat mengajak siswa untuk bisa terlibat dalam kegiatan sosial, seperti bakti sosial atau kampanye kesadaran lingkungan masyarakat.
Dengan menerapkan solusi-solusi tersebut, diharapkan pelajaran PKn dapat menjadi pelajaran yang diminati banyak siswa dan tidak menjadi pelajaran yang membosankan. Sehingga makna dari materi pelajaran Pkn dapat diimplementasikan dengan baik dan benar.
Sumber Referensi
Sari, D. K., Manullang, G. E., Nst, I. B., & Siregar, W. M. (2024). Analisis       Permasalahan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) pada SD     Negeri 106160 Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pubmedia Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Indonesia, 1(3),      6-6.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H