Mohon tunggu...
Sintha Wahyu Arista
Sintha Wahyu Arista Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

I was born to express, not impress others.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Cerita Mistis Terowongan Paledang Bogor, Sering Terdengar Suara Tangisan

6 Maret 2023   15:03 Diperbarui: 6 Maret 2023   15:36 3069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Ilustrasi pelajar yang duduk di atap kereta sumber foto/ilustrasi

Terowongan Paledang merupakan terowongan yang terletak di Jalan Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor yang menjadi jalur kereta jurusan Bogor-Sukabumi. 

Terowongan Kereta Paledang Bogor terkenal memiliki cerita horor yang cukup mengerikan. 

Dilihat sekilas, Terowongan Kereta Paledang ini memiliki ruang yang sempit tak seperti terowongan pada umumnya. Hal ini yang kemudian menelan korban jiwa dan banyak sumber menjelaskan, tersimpan cerita horor seperti arwah korban kecelakaan kereta masih ada di sana. 

Gambar 2. Terowongan Paledang Jalur Kereta Bogor-Sukabumi sumber foto/google
Gambar 2. Terowongan Paledang Jalur Kereta Bogor-Sukabumi sumber foto/google

Terowongan yang memiliki panjang 10 meter dengan tinggi dan lebar yang sama yaitu 3 meter yang artinya 'pas' dengan ukuran kereta api. Saking sempitnya, jarak antara atap kereta api dan terowongan tak cukup untuk ukuran badan manusia, meskipun dalam posisi menunduk dan terbaring.

Terowongan ini dibangun di masa penjajahan kolonial. Para leluhur banyak mengorbankan nyawa untuk bisa membangun terowongan kereta yang menghubungkan Bogor ke arah Sukabumi karena kerja paksa. 

Selain proses pembuatan terowongan kereta yang penuh darah, saat beroperasional secara masal pun, terowongan ini menelan korban jiwa. 

Di era 90-an, menaiki kereta hingga ke atap gerbong merupakan hal yang wajar.

Dari situlah yang kemudian menjadi gerbang kematian bagi para pelajar. Ya, pelajar sekolah yang nekat duduk di atap gerbong kereta meskipun sudah diperingatkan oleh petugas untuk tidak menaiki atap kereta karena nanti mereka akan melewati jalur terowongan yang sempit. Namun pelajar ini tetap nekat menaiki atap kereta.

Gambar 3. Ilustrasi pelajar yang duduk di atap kereta sumber foto/ilustrasi
Gambar 3. Ilustrasi pelajar yang duduk di atap kereta sumber foto/ilustrasi

Kereta melaju dengan sangat cepat dan menerobos terowongan. Seketika tubuh para pelajar tersebut menghantam dengan sangat kencang ke arah muka dinding terowongan. Karena kejadian itu, menurut beberapa sumber, tubuh korban hancur seketika dengan kondisi kepala terputus, badan yang terpisah dengan anggota tubuh lain, hingga bola mata yang keluar.

Beberapa hari sebelum kejadian nahas itu terjadi, warga setempat mengaku di sekitar Terowongan Paledang tercium bau anyir.

Warga pun mengaku bahwa terowongan ini telah memiliki aura mistis sejak lama.

Pasalnya rel tersebut merupakan perlintasan yang dibangun dengan nyawa para pekerja rodi peninggalan Belanda.

Tak sedikit warga pribumi yang menjadi pekerja rodi. Banyak dari mereka gugur di tengah jalan akibat kelelahan dan kelaparan dan tewas secara perlahan.

Terlebih lagi sejak tragedi berdarah yang merenggut nyawa 20 pelajar tepatnya pada 12 Januari 2000.

Bukti keangkeran lainnya yang memperkuat kemistisan tempat ini ialah banyak warga yang kerap mendengar suara tangisan, jeritan di area Terowongan Kereta Paledang pada malam hari.

Tidak hanya itu, ada juga suara-suara seperti orang membawa tas berat. Warga sekitar percaya, itu adalah refleksi dari para korban yang arwahnya masih ada di sana. 

Penulis : Sintha Wahyu Arista

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun