Imam Al-Ghazali (1058--1111 M) adalah seorang ulama besar, filsuf, teolog, dan sufi asal Persia yang dikenal sebagai "Hujjat al-Islam" (Pembela Islam). Lahir di Tus, Iran, ia menempuh pendidikan di Nisapur dan Baghdad, mempelajari fiqih, teologi, filsafat, dan tasawuf. Sebagai profesor di Madrasah Nizamiyah Baghdad, Al-Ghazali menulis karya-karya penting, termasuk Tahafut al-Falasifah, yang mengkritik filsuf-filsuf besar seperti Ibn Sina dan al-Farabi. Meski sukses secara akademis, ia merasakan kekosongan spiritual dan memutuskan untuk meninggalkan dunia akademik untuk mendalami tasawuf. Pengalaman spiritual ini melahirkan karyanya yang paling terkenal, Ihya' Ulum al-Din, yang menggabungkan fiqih, tasawuf, dan akhlak. Al-Ghazali menulis banyak karya lainnya, seperti Maqasid al-Falasifah, Bidayat al-Hidayah, Minhajul Abidin dan masih banyak lagi. Salah satu ajarannya dalam konteks tasawuf yang terkenal adalah konsep zuhudnya.
Dalam kitab Minhajul abidin beliau mengatakan bahwa zuhud adalah meninggalkan dunia dan menghilangkan ketergantungan terhadapnya. zuhud dibagi menjadi dua yaitu, Zuhud yang berada di bawah kemampuan manusia dan zuhud yang berada di luar jangkauan kemampuan manusia. Zuhud yang berada di bawah kemampuan manusia terbagi menjadi tiga:
1 Tidak mencari-cari sesuatu yang tidak menjadi milikinya.
2. Membagikan apa yang telah terkumpul kepada orang lain.
3. Di dalam hati tidak menghendaki dunia dan herusaha mendapatkannya.
Sedangkan Zuhud yang berada di luar jangkauan kemampuan seorang hamba adalah segala sesuau yang tidak bisa mempengaruhi hati agar berpaling dari ibadah.
zuhud yang mampu dilakukan oleh seorang hamba adalah permulaan dari munculnya zuhud yang berada di luar batas kemampuan, zuhud sesuai dengan kemampuannya seperti tidak mencari sesuatu yang tidak dimilikinya, mau berbagi kesenangan dengan apa yang ia miliki, tidak berhasrat dan memilih dunia serta dikerjakan karena Allah, mengharap keagungan pahala yang diperoleh dengan banyak mengingat bahaya yang ditimbulkannya (dunia), maka hal itu pasti akan membuatnya bersikap masa bodoh terhadap dunia, Dan menurut imam al-Ghazali "sikap masa bodoh" inilah zuhud yang sebenarnya.
Diantara ketiganya yang paling berat bagi seorang hamba adalah membuang keinginan dari hatinya. Banyak orang yang secara lahir meninggalkan dunia tapi dalam batin tetap menginginkannya. Jadi, ia hanya tenggelam dalam pergulatan dan penderitaan yang melelahkan dirinya sendiri. Namun Allah senantiasa memberikan taufik untuk menolak keinginan didalam hatinya seorang hamba apabila hamba tersebut mampu melakukan dua hal, yaitu membagi harta yang dimilikinya dan tidak mencari-cari harta yang bukan miliknya. Cara agar tidak mencari-cari harta yang bukan milik kita adalah dengan selalu mengingat hal-hal buruk yang sering di timbulkan dunia dan sekurang-kurangnya.
ingatlah ungkapan yang diutarakan oleh guru karhi:
"Sesungguhnya dunia ini adalah musuh Allah sedang Anda orang yang mencintainya, dan barangsiapa mencintai seseorang tentu akan ikut membenci musuh kekasihnya."
Al-Ghazali berkata: "Sesungguhnya dunia berasal dari kotoran bangkai. Tidakkah Anda lihat dunia berakhir dengan keadaan kotor, binasa, rusak dan habis. Tapi karena bangkai tersebut diperciki wewangian dan dibungkus dengan perhiasan, maka orang-orang yang lalai menjadi tertipu dengan melihat sisi luarnya. Dan orang-orang yang sempurna akalnya akan pergi menghindar darinya."