Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia selalu berubah dari masa ke masa. Dalam perkembangan pembelajaran di Indonesia masih banyak orang yang mempertanyakan sebuah pembelajaran. Pertanyaan tersebut muncul karena adanya dorongan suatu keprihatinan atas adanya sebuah penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Yang seakan-akan di dalam suatu masyarakat tidak terdapat seseorang yang melek akan pendidikan (ilmuwan) yang berfikir secara ilmiah dan mampu berfikir secara terstuktur dalam bidang pendidikan.
Penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk membantu manusia dalam mencapai sebuah kompetensi dalam berbagai bidang. Pencapaian tersebut yang nantinya digunakan untuk mengembangkan sebuah kecerdasan spiritual, intelektual, sosial, maupun emosional dan kreatifitas.
Sebuah pendidikan haruslah dibarengi dengan sistem yang mendukung adanya penyelenggaraan pendidikan. Sistem yang mendukung tersebut dapat diwujudkan dengan adanya media pembelajaran, media tersebut yang nantinya menjadi penunjang sebuah proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran yang tepat memungkinkan terjadinya sebuah interaksi, maka proses interaksi inilah yang akan mengantarkan pada pencapaian tujuan pendidikan.
Penyelenggaraan pendidikan di berbagai kalangan juga membuka kesempatan untuk mahasiswa/i untuk turut serta praktik mengajar secara nyata di sekolah-sekolah yang telah ditentukan. Layaknya kami yang mengikuti program wajib Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang di SMKN 6 Malang. Asistensi Mengajar merupakan kegiatan wajib yang harus dilaksanakan bagi mahasiswa kependidikan. Kegiatan ini sebagai bentuk refleksi diri dan menambah wawasan kami dalam bidang pengajaran. SMKN 6 Malang juga memberikan kepercayaan serta tanggung jawab kepada kami untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga kami menggunakan media pengajaran yang baru dan inovatif.
Berbagai jenis media pembelajaran telah digunakan dalam proses belajar mengajar, banyak media yang telah mengikuti pergerakan zaman sehingga sangat mempermudah jalannya pembelajaran. Media pembelajaran umum seperti buku teks telah banyak digunakan perkembangannya juga mengikuti zaman, seperti saat ini telah ada buku teks online atau ebook yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja menggunakan gadget.
Namun penggunaan media juga harus memperhatikan masalah dan kebutuhan peserta didik. Mengapa? Karena peserta didik yang membutuhkan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah mereka. Peserta didik yang melaksanakan sebuah pembelajaran di kelas.
Apalagi dalam mata pelajaran yang telah terlabeli dengan mata pelajaran yang “membosankan”, yakni mata pelajaran sejarah. Sejarah dinilai sebagai mata pelajaran yang sulit karena harus menghafal, padahal tidak demikian. Faktanya pada implementasi pembelajaran sejarah peserta didik tidak dituntut untuk menghafal melainkan untuk memahami sebuah peristiwa sejarah guna mereka rekontruksi menggunakan bahasa mereka sendiri.
Kenyataannya penggunaan media pembelajaran juga mempengaruhi spekulasi peserta didik terhadap suatu mata pelajaran yang mereka tempuh, terkhusus yang telah terlabeli dengan mata pelajaran yang membosankan yakni sejarah. Sehingga kami berusaha untuk mengembalikan konsep mata pelajaran sejarah agar terkenal dengan mata pelajaran yang menyenangkan, salah satu caranya melalui mediaa pembelajaran berbasis Game. Berbagai macam Game yang dapat disisipi materi sejarah, kami gunakan untuk proses interaksi dan transfer ilmu sejarah ke peserta didik.
Sebelum itu, kami telah melakukan survey secara objektif saat mengajar kelas X pada mata pelajaran sejarah, yang kami dapatkan yakni bentuk “protes”, mereka secara terang-terangan menolak melaksanakan pembelajaran, mereka menganggap mata pelajaraan sejarah terlalu banyak bacaan, terlalu banyak tanggal, serta peristiwa yang wajib mereka hafalkan. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut kami yang sedang melakukan kegiatan Asistensi Mengajar memikirkan segala cara. Sempat terpikir untuk melaksanakan kegiatan outdoor learning, namun hal tersebut kurang dapat diterapkan sebab kegiatan peserta didik dalam lingkungan sekolah sangat amat banyak berbarengan dengan kegiatan praktek jurusan.
Penggunaan media pembelajaran berbasis game bukan satu-satunya media pembelajaran, namun menjadi satu-satunya media yang dipilih oleh peserta didik kelas X saat melaksaanakan pembelajaran sejarah. Mengapa demikian? Karena mereka meminta pembelajarn yang asyik dan menyenangkan, tidak terpaku pada buku bacaan, sehingga kami memilih untuk menggunakan media dan model Game Based Learning. Selain sebagai media pembelajaran, games yang kami terapkan juga sebagai bentuk refreshing.
Naamun penerapan game sebagai media pembelajaran tidak selalu kami terapkan di setiap pertemuan, karena penggunaan game terbilang belum efektif apalagi diterapkan pada setiap pertemuan. Penggunaan game sebagai media pembelajaran dapat digunakan setiap beberapa kali pertemuan, agar pesertaa didik tidak merasakan kejenuhan, kami tetap menerapkan model pembelajaran dan media lain.