Permafrost merujuk pada suatu istilah lapisan tebal pada permukaan bumi yang membeku dalam waktu lama dan tidak pernah mencair. Tanah permafrost dapat diklarifikasikan menjadi permafrost kontinu, permafrost putus-putus dan permafrost sporadic.Â
Sebenarnya, permafrost ini tidak berarti tanah yang tertutup es saja namun permafrost ini merupakan suatu kondisi tanah dimana sangat miskin bebatuan dan pasir namun kaya akan bahan organik yang berarti tanah ini memiliki banyak air beku atau hampir tidak mengandung cairan. Di permukaan bumi hanya sekitar 20-24% permafrost ini dapat ditemukan.
Lalu apa yang menjadi perhatian mengenai permafrost ini dan benarkah terdapat kehidupan di dalamnya?
Pemanasan global yang melanda saat ini menjadi salah satu penyebab mencairnya permafrost di beberapa wilayah. Peningkatan suhu rata-rata secara global sebesar 2 derajat celcius dapat menyebabkan hilangnya 40% permukaan yang ditempati permafrost.Â
Hilangnya permafrost ini dapat mengancam komunitas lokal di wilayahnya mulai dari pengaruhnya pada satwa liar, masuknya sedimen baru ke dalam sungai yang dapat mengurangi kualitas air dan menyebabkan erosi.Â
Permafrost ini juga menyimpan banyak bahan organik beku flora dan fauna yang terperangkap di dalamnya.Â
Saat mencair, bahan organik ini dapat terurai melepaskan karbondioksida dan metana ke atmosfer kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya gas rumah kaca yang berkontribusi signifikan terhadap pemanasan global dan perubahan iklim.
Di temukan pula mikroba yang berusia ratusan ribu tahun hingga berabad-abad dalam permafrost ini. Mikroba yang telah membeku lama ini diketahui mulai hidup kembali akibat mencairnya permafrost.Â
Virus purba yang tersimpan di dalamnya pun mucul kembali, akibatnya para ilmuwan saat ini mencoba untuk meneliti berbagai potensi infeksi dalam partikel virus yang disimpannya.Â
Dalam beberapa penlitiannya virus ini mengindikasikan adanya potensi masalah besar saat menginfeksi amoeba. Ada kemungkinan pula, jika virus ini tumbuh dan menyebar dengan cepat material genom varian virus influenza dapat menyebabkan pandemi 1918 atau beberapa penelitian juga mengaitkan dengan kemungkinan Bacillus anthracis dapat bangkit kembali sehingga dapat berdampak besar bagi kehidupan.
Jika pemanasan global ini di biarkan begitu saja potensi dalam menghadirkan ancaman serius bagi kehidupan sangat besar. Dampak dari patogen purba ini masih belum bisa di prediksi dan hal inilah yang menjadi kekhawatiran bagi ilmuwan dan penduduk bumi. Untuk itu sangat penting dalam menjaga permafrost ini agar tetap beku.Â
Jaga lingkungan dengan baik, kurangi hal-hal yang menyebabkan terjadinya pemanasan global muncul, dan terapkan juga pola hidup sehat karena sangat penting dilakukan saat ini untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan stabilitas iklim di bumi ini agar jangan sampai rusak akibat perbuatan yang tidak bertanggung jawab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI