Mohon tunggu...
rdsinta
rdsinta Mohon Tunggu... Freelancer - Content writer

| Bacalah untuk upgrade dirimu | Double Degree S1 Farmasi dan Sastra Inggris 2022, aktif dalam penulisan konten tentang berbagai informasi yang unik, menarik dan kekinian di sekitaran masyarakat | Instagram : @rdsinta_

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dilematis Switch Career, Keluar Atau Menetap?

11 Juli 2023   08:41 Diperbarui: 11 Juli 2023   08:59 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena switch career saat ini sudah biasa dilakukan oleh para generasi milenial atau Z. yang menjadi salah satu alasan mereka melakukan switch career ini faktanya generasi millennial dan Z ini tumbuh besar dalam ekosistem digital di mana banyak opsi dalam kehidupan yang pernah mereka jalani hal ini yang mempengaruhi mentalitas mereka sebagai pekerja.

Anak muda saat ini melakukan switch career tidak hanya melulu soal pertimbangan gaji yang mereka terima namun para generasi millennial dan Z ini menilai kebermanfaatan mereka dalam suatu perusahaan dimana mereka ingin melakukan ekplorasi pada dunia kerja tempat mereka bekerja.

Work life balance jadi pertimbangan mereka melakukan switch career. Posisi sudah mapan biasanya tak main-main waktu yang digunakan pun lebih padat, pikiran dan tenaga yang dikeluarkan lebih besar sehingga hal inilah yang ingin dicapai karena sebagai makhluk hidup, manusia juga perlu menghabiskan waktunya untuk kehidupan pribadi tanpa adanya gangguan lain yang dapat merubah kehidupan.

Work life balance solusinya, namun walaupun gaji dan posisi pendapatan lebih kecil dari sebelumnya, kehidupan yang layak dan bahagia harus mereka capai demi memberikan kehidupan yang lebih baik dan seimbang antara waktu bekerja dengan kehidupan pribadinya. Mental health lebih penting diatas segalanya, kalau kata Gen Z.

Ya, memang tak bisa dipungkiri faktanya lingkungan yang toksik, rekan kerja yang suka bergosip dan banyak drama bisa membuat pekerjaan terganggu alhasil apa yang dikerjakan tak selesai-selesai faktor internal inilah yang membuat seseorang berusaha untuk melakukan switch career.

Kepuasaan dalam bekerja, mulai dari memperoleh apresiasi dalam bentuk apapun hal ini yang para pekerja inginkan, serasa dihargai atas kerja keras yang dilakukan.

Jika perusahaan tampak tak peduli bahkan mengabaikan apresiasi untuk para pekerjanya ada kemungkingan keputusan besar keluar atau pindah dari perusahaan akan menjadi tujuan utama karena banyak perusahaan lain juga yang memberikan kesempatan lebih besar untuk berkembang dan memajukan kesempatan yang lebih besar.

Pekerjaan tak sesuai passion pun menjadi alasan mengapa orang-orang melakukan switch career ini. Dampak negatifnya,  merasa tidak nyaman membuat produktifitas dalam bekerja menjadi menurun. Akibatnya pekerjaan akan terbengkalai, performa tidak maksimal apalagi jika diselingi dengan tekanan pekerjaan yang besar membuat strees berkepanjangan. Meskipun tawaran gaji yang besar namun tidak menentukan seseorang bahagia untuk profesi yang mereka jalani.

Keuntungan switch career ini salah satunya bisa memberikan peluang individu dalam mengejar passion dan minat sesuai dengan nilai diri, kesempatan untuk eksplorasi hal-hal baru dalam mengasah skill lebih besar, mengajarkan fleksibiltas dan adaptabilitas dengan lingkungan baru yang mampu meningkatkan daya saing sesuai dengan tren yang ada, memperluas jaringan professional baru dan kemampuan mendapatkan skill atau keterampilan mengikuti zaman lebih terasah.

Walaupun sebenarnya keunggulannya banyak, untuk melakukan sitch career ini perlu bamyak penyesuaian baru yang harus dilakukan salah satunya ktia harus lebih bisa mengenali minat dan keahlian yang kita punya, pengorbanan waktu dan energy yang signifikan untuk belajar hal baru atau sekedar mengikuti pelatihan yang ada, ketidak pastian finansial yang mungkin akan dihadapi ketika mengubah career bahkan penurunan jabatan bisa saja terjadi selama masa transisi hal inilah yang akan dihadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun