Mohon tunggu...
rdsinta
rdsinta Mohon Tunggu... Freelancer - Content writer

| Bacalah untuk upgrade dirimu | Double Degree S1 Farmasi dan Sastra Inggris 2022, aktif dalam penulisan konten tentang berbagai informasi yang unik, menarik dan kekinian di sekitaran masyarakat | Instagram : @rdsinta_

Selanjutnya

Tutup

Nature

Edelweis Rawa Bunga Abadi Langka yang Perlu Dilestarikan

12 Maret 2023   11:00 Diperbarui: 12 Maret 2023   11:06 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak kenal dengan bunga edelweis. Bunga yang biasa tumbuh di wilayah pegunungan yang habibatnya pun masih perlu perhatian khusus dalam perawatannya. Bunga yang tumbuh dalam tumbuhan ini sangat kecil dengan kepala bulat dan tampak seperti tombol putih kecil di atas batang rampingnya. Dalam taksonominya terdapat jenis edelweiss rawa yang saat ini sedang diperbincangkan. Dinamakan edelweiss rawa karena bentuk dan sifatnya yang mirip dengan bunga edelweis yang keduanya sama-sama tidak layu saat dipetik dan sama abadinya dengan edelweis pegunungan.

Di dunia, edelweiss rawa hanya dijumpai di Amerika dan Indonesia. Habitatnya yang masih langka dan hanya ada di dua tempat belahan dunia ini membuat edelweis ini tergolong dalam tanaman yang dilindungi dan patut untuk dilestarikan. Di Indonesia sendiri tanaman edelweis ini hanya dapat ditemukan di dua tempat yaitu di sekitar tepian sungai Ciharus dan Ranca Upas. Di Ranca Upas sendiri tanaman ini  mulai disadari sekitar tahun 1990-an.

Dalam petumbuhannya pun tanaman ini tergolong ke dalam tanaman yang memerlukan waktu lama untuk tumbuh dan kurang lebih sampai empat bulan hingga tunas muncul dan dua bulan untuk bisa dipetik. Masa berbunganya sekitar bulan Februari sampai bulan Juli. Proses tumbuhnya yang rumit memerlukan sinar matahari langsung secara stabil sepanjang waktu.

Edelweiss juga ternyata mampu mencegah pemanasan global karena termasuk golongan tanaman paku yang ditanam secara berkelompok dan menutupi satu ladang. Sifatnya yang mampu menyerap karbondioksida ini yang dapat membantu penyerapan udara pemicu global warming dapat dicegah. Keindahannya yang sangat menarik dan langka yang memberikan edelweiss ini disebut-sebut sebagai simbol keabadian, kemurnian dan keberanian.

Untuk mendukung pelestarian dari tanaman ini, banyak yang melakukan budidaya dalam penanamannya. Budidaya edelweiss ini selain dimaksudkan untuk memperbanyak jumlah edelweies juga untuk mempertahankan tanaman ini tetap tumbuh dalam jangka waktu yang lama sehingga tidak cepat punah. Untuk tanaman edelweiss yang masih tumbuh dengan liar tidak boleh dipetik dan dirusak karena terdapat perlindungan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya.

Untuk itu mari kita lestarikan dan tetap jaga tanaman ini agar tidak punah dan juga jaga ekosistem sekitar supaya pertumbuhannya awet dan tidak hilang akibat percepatan kepunahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun