Venesia merupakan salah satu bucketlist untuk liburan ikonik Italia dan terkenal dengan kanal air yang indah dengan jembatan sebagai penghubung jalan daratannya atau antar pulau. Perpaduan inilah yang menarik banyak wisatawan untuk berkunjung dan Venesia ini juga dijadikan salah satu kota romantis di dunia. Gondola salah satu transportasi air terkenal dan merupakan transportasi utama bagi masyarakat yang hidup di Venesia layaknya motor atau mobil di kota besar.
Sayangnya, baru-baru ini dilaporkan jika keindahan Venesia telah berubah akibat kanal air yang mengering bahkan surut hingga menyisakan dasar sungai seperti berlumpur. Karena inilah membuat gondola bahkan taksi air menjadi terdampar dan tidak beroperasi. Kekeringan yang melanda Venesia ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti sistem tekanan tinggi, bulan purnama, arus surut dan kurangnya hujan. Menurut pemerhati lingkungan di Italia, tahun ini merupakan tahun terparah Italia mengalami kekurangan air di sungai maupun danaunya. Sementara itu, Prancis juga sedang mengalami kekeringan terparah setelah musim dingin terkering selama lebih dari 60 tahun. Rekor ini juga terjadi di tempat lain di Eropa, Inggris, Spanyol termasuk Italia.
Hujan salju di pegunungan Alpen Italia mengalami penurunan sebanyak 53% dan ketinggian air Sungai Po mencapai 65% di bawah normal menurut para peneliti. Inilah yang memungkinkan terjadinya air surut di kanal-kanal Venesia. Pegunungan Alpen ini sebenarnya merupakan salah satu faktor terpenting bagi Negara Eropa karena sebagai pemasok air pada sungai-sungai besar yang melintasi Eropa tengah dan Selatan. Sayangnya tahun ini telah mengalami pengurangan keawetan tutupan salju sebesar 6,5% per dekade selama 50 tahun terakhir. Tahun 2023 ini kekeringan akan melanda dan menujukkan tanda-tanda mengkhawatirkan dalam hal cuaca ekstrem termasuk tingkat kekeringan. Kekeringan ini juga menimbulkan berbagai pertanyaan bagaimana cara mengelola krisis air yang menurut para ahli disana akan semakin sering akibat perubahan iklim yang drastis. Curah hujan yang berkurang juga menjadi salah satu penyebab kekeringan di wilayah ini. Untuk memulihkan 500 milimeter debit air khusunya di wilayah Barat Laut butuh hujan sekitar 50 hari. Antisiklon yang mendominasi Eropa Barat selama 15 hari menyebabkan suhu sejuk lebih sering yang terasa di akhir musim semi.
Kabar baiknya, prakiraan cuaca terbaru memprediksi akan datangnya curah hujan dan salju di Pengunungan Alpen dalam beberapa hari mendatang. Tapi, masih prediksi, karena iklim atau cuaca sewaktu-waktu bisa saja berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H