Salah satu program dari kebijakan Merdeka Belajar adalah Kampus Merdeka dimana terdapat poin yang menjadi polemik dikalangan para mahasiswa saat ini. Ada yang pro dan kontra mengenai hal ini karena beberapa permasalahan salah satunya hak belajar tiga semester di luar program studi. Lantas langkah apa yang dapat kita lakukan dalam dunia pendidikan untuk mendukung program Merdeka Belajar yang tujuan utamanya untuk mencetak generasi yang unggul,terdepan dan berprestasi bagi bangsa Indonesia.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim "Kemerdekaan Belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai." Memang program ini merupakan suatu gerbrakan baru di dunia pendidikan khususnya pendidikan tinggi. Tak bisa kita pungkiri bahwa dimasa Pandemi Covid 19 ini banyak hal-hal yang membuat terciptanya terobosan baru yang mungkin bisa memajukan Indonesia. Namun nyatanya hal-hal yang terjadi di Indonesia ini menjadi polemik yang tak berujung.
PJJ menerapkan kita untuk belajar mandiri dan kreatif dalam proses pembelajaran. Namun banyak keluhan yang dirasakan oleh para mahasiswa salah satunya karena jaringan yang masih belum dapat diakses di daerah-daerah tertentu dan juga ketersediaan gadget yang masih sangat terbatas. Apakah pemerintah dan perguruan tinggi sudah siap dalam menghadapinya ? nyatanya masih banyak mahasiswa yang mengeluh karena PJJ ini.
Misalnya, pembelajaran tatap muka yang lebih efektif dibandingkan dengan daring karena menurut beberapa penuturan mahasiswa mereka lebih bisa memahami pelajaran di dalam kelas karena bisa bertatap muka langsung dengan pengajar. Padahal dalam daring juga kita bisa bertatap muka langsung dengan pengajar bedanya ada media yang membatasinya saja.
Daring juga mengajarkan kita agar lebih kreatif dan mandiri, tidak tergantung kepada siapapun sehingga pikiran kita lebih bisa terbuka dan karena waktu yang fleksibel membuat kita bisa melakukannya kapan saja dan dimana saja walaupun ada tenggat waktunya. Daring juga bisa membuat kita untuk lebih Open Minded dan mengembangkan bakat yang kita miliki dengan menggunakan waktu yang lebih lama. Memang tugas-tugas yang diberikan pada saat PJJ secara daring lebih banyak daripada saat tatap muka, namun semua itu, tergantung kepada kita yang menjalaninya. Setiap hal yang dilakukan pasti selalu ada tantangannya.
Menghadapi era digitalisasi dan era industri 4.0 sudah seharusnya Indonesia mencoba melakukan hal-hal yang dapat mendongkrak para generasi penerus bangsa agar terus maju dan lebih terdepan agar menciptakan pendidikan yang lebih berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun apakah sudah terealisasi dengan baik hal-hal tersebut? nyatanya masih banyak hal yang harus di persiapkan dengan matang sehingga tantangan yang di ambil bisa lebih meminimalisir akibatnya.
Hak belajar tiga semester di luar program studi
Memang program ini bagus untuk mencari pengalaman baru bagi para mahasiswa. Namun yang menjadi polemik yaitu apakah seluruh mahasiswa yang ada di PTN atau PTS di Indonesia dapat merasakannya. Hal ini hanya berlaku bagi mahasiswa di kampus ternama sedangkan kampus yang biasa saja kadang merasa di anak tirikan untuk mencoba mencari pengalaman, misalnya ketika ingin magang di perusahaan internasional terkadang agak susah untuk kampus yang biasa saja untuk mencoba magang atau ketika ingin melakukan pertukaran pelajar, agak sedikit sulit untuk mahasiswa melakukannya sehingga hal tersebut dapat menghambat mahasiswa dalam melakukan proses pembelajaran di luar program studi. Padahal setiap kampus juga memiliki tujuan yang sama agar dapat mencetak generasi yang unggul di masa depan.
Banyak di luaran sana lebih mementingkan nama Kampus dibandingkan dari skill yang dimiliki masing-masing orang dan itu memang nyata terjadi. Sejatinya mahasiswa di kampus yang biasa saja pun tak kalah memiliki skill yang lebih baik dari mahasiswa di kampus ternama. Mungkin hak belajar tiga semester ini bisa menjadi program yang lebih dipikirkan lebih matang agar bisa dirasakan oleh seluruh mahasiswa.
Selain itu, sistem SKS dan pembelajaran apakah kita sudah mengerti dan paham akan pelajaran yang di peroleh di kampus sehingga dapat menerapkannya di luar dengan maksimal. Dengan program ini, mahasiswa juga tidak ingin menjadi pekerja dengan gaji yang tidak maksimal dalam kenyataannya takutnya ini terjadi, karena di luaran sana masih memanfaatkan situsi seperti itu. Untuk itu, kita harus bisa lebih selektif lagi dalam melakukan hal-hal yang dinilai menguntungkan bagi beberapa pihak.
Akhir kata, semoga pendidikan di Indonesia lebih maju, berkualitas dan terdepan. Semangat para generasi penerus bangsa, lakukan hal-hal positif dan bermanfaat sehingga bisa membanggakan dan mengharumkan nama Indonesia dan bendera merah putih. Di masa pandemi ini, kita juga harus lebih rela dalam melakukan apapun tapi tetap santun dalam penyampaiannya. Jangan lupa untuk cuci tangan, gunakan masker dan jaga jarak ketika keluar rumah. Stay safe for all. Terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H