Mohon tunggu...
Sinta Nur Riski
Sinta Nur Riski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

Nim 43120010022 Mata kuliah Etika dan Hukum Bisnis Dosen pengampu Apollo Prof.Dr,M.Si.Ak Universitas MercuBuana

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tugas Besar 2 Prof.Dr Apollo: Memahami Penjelasan Etika dan Hukum Filsuf Plato

25 Mei 2022   10:19 Diperbarui: 25 Mei 2022   10:22 2794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep etika Plato ini kurang lebihnya hampir serupa dengan konsep Socrates. Etika Socrates menekankan pada unsur pengetahuan, menurut Socrates manusia akan hidup dengan pengetahuaannya apabila manusia tersebut telah memiliki pengetahuan yang cukup. Ia menyimpulkan bahwa pengetahuan dan moral merupakan sebuah kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan Socrates percaya bahwa hidup yang layak adalah hidup yang baik.

Orang Athena menjelaskan bahwa jiwa meurpakan penguasa tubuh manusia dan karena itu harus memperioritaskan jiwa dari pada tubuh. Namun demikian, dari kebanyakan manusia gagal dalam melakukan hal seperti ini dan merek lebih memilih mengejar suatu kecantikan, kekayaan dan kesenangan dengan mengorbankan moralnya dan akibatnya mereka memprioritaskan tubuh mereka dari pada jiwa mereka. Meskipun manusia harus mengutamakan jiwanya, mereka juga berkewajiban untuk menjaga tubuh mereka.
Namun orang-orang tidak menghormati tubuh mereka dengan menjadi sangat cantik, sehat dan kuat, sebaliknya mereka lebih menghormati tubuh dengan mencapai rata-rata di antara esktremnya masing-masing negara bagian. Prinsip yang sama hanya berlaku untuk kekayaan, apabila terlalu banyak kekayaan atau harta akan menyebabkan munculnya permusuhan dan keserakahan dan sementara kekayaan yang terlalu sedikit akan membuat seseorang rentan terhadapt eksploitasi.

Etika Yunani Kuno pada umumnya diartikan sebagai egois yang berarti bahwa penyelidikan etis berpusat pada pertenayaan tentang bagaimana  kehidupan terbaik bagi seorang individu. Dalam kerangka ini, diskusi tentang mengapa seseorang itu harus menjadi moralitas dikaitkan dengan bagaimana moralitas berhubungan dengan kesejahteraan.
Dengan kata lain, Plato berpendapat bahwa kita memiliki alasan untuk menjadi moral, yaitu moralitas akan membantu kita menjalani kehidupan yang sukses dan bahagia. Dengan pemikiran seperti ini, sangat masuk akal jika Platon berfikir bahwa kita berkewajiban untuk merawat jiwa dan tubuh kita, karena membutuhkan kehidupan yang baik.

Perlu diingat bahwa teori-teori etika utama saat ini memiliki fitur-fitur tentang diri sendiri yang dibangun didalamnya dan dengan demikian gagasan ini tidak sepenuhnya unik bagi Plato sendiri.  Tiga teori etika utama saat ini adalah etika  moralitas (yang diadvokasi oleh Plato), deontologi dan konsekuensialisme. Immanuel Kant berpendapat bahwa kita memiliki kewajiban untuk memperbaiki diri, sementara konsekuensialisme dalam bentuknya yang paling tradisional itu, berpendapat bahwa ketika menentukan bagaimana kita harus bertindak, kesejahteraan pribadi kita sendiri lah yang dipertimbangkan.

Setelah menyatakan bahwa warga negara harus menjaga orang lain, orang Athena menawarkan argumen yang menarik dalam membela kehidupan yang moral. Inti dari argumennya itu ialah bahwa sifat yang buruk akan mengarah ke ekstrem emosional dan sedangkan moralitas mengarah ke stabilitas emosional. Karena emosi yang ekstrem akan menyakitkan, maka kehidupan yang moral akan lebih menyenangkan.

Orang Athena memiliki tujuan untuk menunjukkan bahwa kehidupan yang moral itu akan membawa lebih banyak kesenangan hidup dari pada rasa sakit. Dengan melakukan hal ini, ia berharap untuk dapat meruntuhkan pemikiran yang terlalu umum, bahwa kehidupan yang secara moral buruk masih dapat dinikmati.

Ada beberapa alasan untuk mempelajari etika diantaranya:

  • Dalam hidup bermasyarakat selalu harus berbuat baik untuk mengambil keputusan menurut cara yang dianggap benar dan cara itu tidak dikatakan salah, bila dibandingkan dengan norma yang berlaku.
  • Etika berusaha menemukan prinsip-prinsip yang paling tepat dalam bersikap, hal demikian diperlukan agar dapat hidup menjadi sejahtera secara keseluruhan. Etika membahas tentang kebenaran dan ketidakbenaran didasarkan pada kodrat manusia, yang bermanifestasi dalam diri manusia.
  • Nilai-nilai moral dikembangkan agar dapat memungkinkan ,amusia berkehendak bebas, misalnya terwujud dalam setiap kodrat individu. Sebab, moral yang berlaku selalu mendapat perhatian dalam segala situasi melingkari hidup manusia.

Definisi Hukum

img-20220525-wa0003-628d9d92f1f29854eb4eda62.jpg
img-20220525-wa0003-628d9d92f1f29854eb4eda62.jpg

Plato merupakan murid dari Socrates yang mengaitkan hukum dengan kebijaksanaan dalam teori hukum itu sendiri. Socrates menempatkan kebijaksanannya dalam konteks mutu pribadi pada warga negara, namun Plato mengaitkan kebijaksanaan itu dengan tipe ideal negara yang dibawah pimpinan kaum asritokrat (para filsuf). Plato memiliki pandangannya pada hukum bahwa kesempurnaan individu itu hanya tercipta dalam konteks negara yang berada dibawah kendali guru moral, para pimpinan yang bijak, para mitra bestari yaitu kaum aristokrat.

Menurut plato, hukum adalah aturan yang disusun berdasarkan banyak pertimbangan agar tersusun sebaik mungkin dan tertata. Karena aturan yang sudah dibuat, akan digunakan untuk menjalankan kehidupan bernegara. Sifat aturan hukum adalah mengikat masyarakat maupun Negara yang menggunakan hukum tersebut.
Seperti karya plato yang lainnya tentang teori politik, seperti Negarawan dan Republik, bahwa hukum bukan hanya tentang pemikiran politik saja, namun tetapi melibatkan diskusi ekstensif tentang psikologi, etika, teologi, epistemologi dan juga metafisika. Namun, tidak seperti dengan karya-karya lainnya, hukum menggabungkan filosofi politik dengan undang-undang yang diterapkan sangat rinci tentang hukum dan prosedur apa yang seharusnya ada di Magnesia.
Banyak ide pada filsofis pada hukum yang telah teruji oleh waktu, seperti prinsip bahwa kekuasaan absolut itu dapat merusak dan tidak akan ada orang yang terbebas dari aturan hukum yang berlaku. Perkembangan-perkembangan penting lainnya sesuai yang ada didalam hukum tersebut mencakup sebuah penekanan oada rezim campuran, sistem pidana yang bervariasi, kejibakannya tentang wanita di militer dan upayanya pada teologi rasional.

Namum, Platon mengambil idenya yang paling original itu sebagai hukum yang harus menggabungkan persuasi dengan paksaan. Untuk meyakinkan warga negara supaya dapat mengikuti kode hukum, disetiap hukum memiiki pendahuluan yang menawarkan alasan mengapa seseorang harus mematuhi hal tersebut. Paksaan tersebut datang dengan bentuk hukuman yang melekat pada hukum jika persuasi harus gagal untuk memotivasi kepatuhan. Selain itu, didalam hukum Plato membela beberapa posisi yang muncul dalam ketegangan dengan ide-ide yang diungkapkan dalam karya-karya lainnya. Mungkin perbedaan terbesarnya adalah bahwa kota yang ideal dalam hukum justru lebh demokratis dari pada kota yang ideal di republik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun