Utiliarianisme pertama kali dicetuskan oleh Bentham (1748-1832) yang menjelaskan tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijakkan sosial, politik, ekonomi dan legal secara moral. Utiliarisme berasal dari bahasa latin yaitu utilis yang berarti "bermanfaat".
Dalam rangka pemikiran utiliarisme, sebuah kriteria untuk menentukan baik buruknya perbuatan "the greatest of greatest number", kebahagiaan terbesar adalah dari jumlah orang yang terbesar.Â
Konsep Utilitarianisme ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung analisis keuntugan dan kerugian suatu bisnis.
Sebagai contoh Etika Utiliarianisme sebagai menganalisis keuntungan dan kerugian bisnis yang dimana suatu perusahaan tersebut Manajemen mungkin mengalokasikan AS $ 1 juta untuk sebuah pabrik, tetapi ternyata terpaksa mengeluarkan dana lebih banyak untuk menyelesaikan pembangunan nya karena pengaruh inflasi.Â
Tingkat inflasi tinggi mendorong dilakukan nya pinjaman ( utang ) sebab pinjaman tersebut akan di bayar kembali dengan uang lebih rendah nilai nya, tetapi tingkat inflasi yang tinggi juga menghambat pemberian pinjaman. Hal tersebut menunjukan bahwa tingginya tingkat inflasi mempengaruhi keuntungan atau kerugian pada perusahaan tsb.
Tidak hanya itu saja Etika Utiliarianisme sebagai proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak dalam bisnis, dan Etika Utiliarianisme juga menjadi standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H