Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi masa depan seseorang, karena pendidikan bukan hanya dilakukan dalam waktu yang singkat akan tetapi pendidikan dilakukan dalam jangka panjang. Di era modern ini masih banyak masyarakat yang tidak peduli akan pentingnya pendidikan, hal itu menyebabkan banyak anak-anak atau generasi penerus bangsa yang tidak melanjutkan pendidikan atau putus sekolah yang menamatkan pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Putus sekolah adalah keadaan dimana seorang anak tidak lagi mengikuti proses pembelajaran tanpa menyelesaikan dengan mendapatkan Ijazah. Oleh karena itu, penulis akan membahas faktor penyebab putus sekolah, dampak, dan cara mengatasi agar anak tidak putus sekolah.
A. Faktor penyebab anak putus sekolah dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini beberapa penyebab anak putus sekolah:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri misalnya; kemalasan anak, rendahnya minat untuk belajar, sekolah dianggap tidak menarik dan ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran.Â
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri anak. Hal ini dapat berasal dari situasi lingkungan anak, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Berikut penjelasan yang lebih terperinci:
a. Lingkungan keluarga
- Kesulitan ekonomi. Orang tua tidak mampu menyediakan biaya bagi sekolah anak mereka. Anak harus berhenti sekolah karena orang tua tidak mempunyai uang untuk biaya sekolah mereka. Tidak jarang orang tua meminta anaknya berhenti sekolah karena kekurangan biaya hidup, mereka membutuhkan tenaga anaknya untuk membantu perekonomian keluarga.
- Tidak didukung oleh keluarga. Dukungan dari keluarga merupakan hal yang penting yang harus dilakukan orang tua kepada anak. Tanpa adanya dukungan dari orang tua, anak tersebut menjadi tidak punya semangat untuk bersekolah dan berujung menjadi pribadi yang malas. Kebanyakan orang tua juga tidak sadar akan ucapannya yang mungkin menyinggung perasaan anak, salah satu contohya membanding-bandingkan anak dengan anak orang lain, baik tentang kemampuan, perilaku, atau yang lainnya. Hal itu yang menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri dengan potensi yang dimiliki.
- Hubungan orang tua dan anak yang kurang harmonis. Hubungan orang tua dan anak menjadi faktor terpenting yang memengaruhi kondisi psikologis anak. Jika hubungan suatu keluarga itu harmonis, anak akan selalu merasa disayang dan diperhatikan oleh kedua orang tuanya, ia pun akan tumbuh menjadi anak yang bahagia dan penuh percaya diri. Sebaliknya, keluarga yang tidak harmonis akan membuat anak cenderung menjadi pribadi yang individual, mudah stres, dan kurang bahagia. Ini disebabkan karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Anak yang mengalami stres tidak akan tumbuh dengan baik, mereka cenderung menjadi pendiam karena tidak ingin orang lain tahu bagaimana keadaan keluarga mereka dan lebih suka menyendiri. Hal ini menyebabkan pendidikan anak menjadi terganggu karena perubahan kondisi dan gaya hidup, yang membuat anak kehilangan semangat dan menjadi pribadi yang malas. Anak akan berpikir pendidikan menjadi hal yang tidak penting untuk dilakukan.
- Latar belakang pendidikan orang tua. Latar belakang pendidikan orangtua disini adalah ibu, karena ibu adalah pendidik pertama bagi anak. Peran ibu sebagai pemberi kasih sayang pertama membuat anak lebih dekat kepada ibu, dibandingkan kepada ayah yang memiliki peran sebagai kepala keluarga. Keterkaitan orang tua dalam dunia pendidikan sangat penting. Salah satu contohnya, apabila ada pekerjaan rumah (PR) yang tidak bisaanak jawab, orang tua sebaiknya membantu dan membimbing dan bisa memberikan motivasi dan semangat kepada anak. Sehingga peran orang tua tidak hanya sekedar memberikan uang saku atau menyekolahkan anak, tetapi juga ikut berperan dalam proses pendidikan anaknya.Â
b. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat mempunyai peran penting dalam menumbuhkan sifat dan perilaku anak. Anak cenderung meniru aktivitas di sekitarnya, jika lingkungan tersebut cenderung memiliki kebiasaan negatif maka anak yang tumbuh di lingkungan tersebut mungkin akan terpengaruh dengan perilaku negatif tersebut. Anak yang tumbuh di lingkungan seperti ini, akan lebih mudah mengembangkan perilaku yang sama. Hal tersebut terjadi karena anak menganggap perilaku negatif yang orang lain sekitarnya lakukan sebagai hal biasa yang diterima masyarakat setempat dan cenderung akan meniru perilaku tersebut. Dalam masyarakat anak bergaul dengan teman-teman yang sebaya dengan mereka, lebih muda, bahkan dengan yang lebih tua. Oleh sebab itu,pergaulan anak akan memengaruhi cara mereka dalam berpikir dan bertindak.Pergaulan anak dengan teman-teman mereka harus orang tua perhatikan, jika tidak anak akan terjerumus ke lingkungan pertemanan yang berdampak negatif, karena anak selalu meniru apa yang dilakukan orang sekitarnya. Banyak anak sekarang yang terbilang umurnya masih kecil seumuran anak SD (Sekolah Dasar) sudah mencoba rokok, vape, dan lain sebagainya. Orang tua harus benar-benar memperhatikan dan mengawasi pertemanan anak, karena jika tidak anak akan terjerumus ke hal yang tidak baik bagi masa depan mereka. Anak sendiri juga harus selektif dalam memilih teman, jika teman itu memberikan pengaruh negatif kepada diri kita lebih baik menjauh dari teman tersebut, karena itu dapat berdampak negatif pada diri sendiri juga. Pilihlah teman yang membawa hal baik kepada kita, yang apabila bersama dengannya membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
B. Dampak yang akan terjadi jika anak putus sekolah adalah sebagai berikut:
1. Menimbulkan rasa malas yang berlebihan pada anak, karena dalam kesehariannya tidak ada rutinitas berangkat sekolah.
2. Memiliki sifat individual atau menutup diri dari orang-orang sekitar, karena anak merasa kurang percaya diri atau memiliki rasa gagal dalam dirinya. Hal ini bisa mengganggu psikologis anak.
3. Kehilangan harapan dan cita-cita yang sudah direncanakan bagi masa depan mereka.
4. Menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang baik. Mereka sering terjebak dengan pekerjaan dengan keterampilan rendah dan gaji yang kecil dan kesulitan dalam mencapai kehidupan yang layak secara ekonomi.
5. Tingkat pengangguran dan kemiskinan semakin meningkat.
6. Dalam sisi SDM, negara dengan tingkat pendidikan rendah akan sulit dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.
C. Solusi atau cara mengatasi tingkat anak putus sekolah, sebagai berikut:
1. Partisipasi orang tua dalam pendidikan anak. Melakukan komunikasi antara orang tua dan anak dapat membangun semangat anak untuk mengejar pendidikan. Orang tua perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak terkait pendidikan dan melakukan diskusi yang membuat anak merasa nyaman, dan melakukan partisipasi semaksimal mungkin terhadap pendidikan anak. Memberikan motivasi dan dukungan kepada anak bahwa mengejar pendidikan yang lebih tinggi adalah hal yang wajib untuk dilakukan.
2. Mencari beasiswa. Jika ekonomi keluarga sulit untuk membiayai sekolah anak, orang tua dan anak bisa mencari referensi beasiswa atau bantuan keuangan dari pemerintah setempat yang dapat meringankan biaya kehidupan mereka maupun biaya sekolah anak. Jangan cepat menyerah atau berkecil hati karena biaya sekolah mahal dan ekonomi keluarga yang kurang hingga sampai putus sekolah, karena banyak beasiswa yang bisa didapat jika anak atau orang tua mau mencari. Keuntungan beasiswa banyak sekali yang dapat meringankan biaya sekolah dan bahkan ada yang dibiayai secara gratis.
3. Kontribusi pemerintah dalam penanggulangan anak putus sekolah. Pemerintah juga harus ikut serta dalam penanganan anak yang putus sekolah, seperti menyediakan bantuan keuangan kepada masarakat yang ekonominya kurang, menyediakan beasiswa sebanyak-banyaknya yang sangat membantu anak dalam melaksanakan pendidikan mereka. Hal lain yang dapat dilakukan pemerintah, mendata anak yang tidak bersekolah atau putus sekolah untuk bisa nantinya dibantu oleh pemerintah bagaimana solusi agar anak ini tetap bisa sekolah dan tidak sampai putus sekolah. endidikan rendah juga akan sulit menghasilkan SDM yang berkualitas yang nanti akan merugikan negara juga.
4. Memberikan penyuluhan atau seminar kepada masyarakat. Pentingnya penyuluhan di sekitar daerah tempat tinggal masyarakat yang minim pendidikan dilakukan agar pikiran masyarakat tentang pendidikan itu terbuka, bahwa pendidikan sangat penting dilakukan dan dampaknya bagi masa depan seorang anak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H