Mohon tunggu...
Sinta Melinda
Sinta Melinda Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | NIM 43223010015 - PRODI S1 AKUNTANSI

Mata Kuliah: pendidikan anti korupsi dan kode etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM, CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sorsokartono

23 Oktober 2024   15:40 Diperbarui: 23 Oktober 2024   15:49 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosrokartono adalah seorang mistikus yang percaya pada kekuatan spiritual sebagai fondasi kepemimpinan. Ia sering berbicara tentang pentingnya meditasi dan refleksi dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk pemimpin maupun masyarakat umum. 

Bagi Sosrokartono, kepemimpinan tidak hanya soal administrasi atau politik, tetapi juga tentang pengembangan spiritual individu untuk mencapai kesejahteraan kolektif.

Salah satu aspek yang paling unik dari kepemimpinan Sosrokartono adalah spiritualitas yang menjadi landasan kuat dalam kehidupannya. Sebagai seorang yang dibesarkan dalam tradisi Jawa yang kental dengan nilai-nilai kebijaksanaan spiritual, Sosrokartono menerapkan banyak prinsip tradisional dalam kepemimpinannya.

 Filosofi hidupnya yang terkenal, "Sugih tanpa banda, digdaya tanpa aji, ngebat tanpa setan, menang tanpa ngasorake" (Kaya tanpa harta, kuat tanpa kekuatan fisik, cepat tanpa harus mengandalkan kekuatan gaib, menang tanpa merendahkan), menggambarkan inti dari gaya kepemimpinan spiritual yang dia junjung tinggi.

Dalam pandangan Sosrokartono, seorang pemimpin harus menguasai dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum memimpin orang lain. Kepemimpinan yang baik tidak datang dari kekuatan fisik atau otoritas yang dipaksakan, tetapi dari kekuatan moral dan spiritual yang murni.

 Sosrokartono menolak ide bahwa kekuatan material atau kekuasaan politik adalah tujuan akhir dari kepemimpinan, melainkan kepemimpinan harus dituntun oleh nilai-nilai kebajikan, kebenaran, dan empati.

Pendekatan spiritual ini juga terwujud dalam kehidupan sehari-harinya setelah kembali ke Indonesia. Sosrokartono, meskipun memiliki kemampuan intelektual dan koneksi internasional yang luar biasa, memilih untuk hidup sederhana dan mengabdikan dirinya pada praktik penyembuhan spiritual. Dia membuka praktik pengobatan alternatif yang memadukan metode tradisional dan pendekatan spiritual, melayani rakyat tanpa memungut biaya. 

Ini menunjukkan bahwa baginya, pengabdian kepada sesama adalah esensi dari kepemimpinan yang sejati. Kepemimpinan spiritual Sosrokartono bersumber dari keyakinan bahwa seorang pemimpin harus membawa manfaat bagi banyak orang melalui pelayanan yang tulus dan tidak terikat pada kepentingan pribadi atau ambisi material.

Relevansi Kepemimpinan Sosrokartono dalam Konteks Modern

Dalam konteks kepemimpinan modern, gagasan-gagasan Sosrokartono tetap relevan. Banyak konsep yang diperkenalkannya, seperti servant leadership, kecerdasan emosional, dan kepemimpinan berbasis pengetahuan, merupakan pilar-pilar utama dalam diskusi tentang kepemimpinan saat ini. 

Di era di mana kepemimpinan seringkali diukur dari kemampuan administrasi atau militer, Sosrokartono menawarkan pendekatan yang lebih humanis dan spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun