Aku suka menulis...
Tapi kalo aku menulis tentang ayah mungkin tidak cukup waktuku untuk menulis tentang sosok seorang ayah. Bagiku ayah adalah segalanya, ayah adalah pahlawan bagiku, pahlawan bagi anak perempuannya. Aku adalah seorang anak perempuan yang tumbuh  besar tampa sosok seorang ayah pada masa kecilku.Â
Ayah ku pergi meninggalkan ku pada masa aku masih duduk dibangku kelas enam SD,Pada saat itu aku sangat berharap bangun dari mimpi burukku,tetapi setelah bangun malahan semua itu terasa nyata. Jika dipikir-pikir aku tidak percaya kalo ayah pergi meninggalkan ku pada saat itu, karena aku ngerasa " orang-orang sekelilingku " pun juga tau seberapa sayang nya ayah padaku jadi tidak mungkin rasanya dia tega pergi meninggalkan putri kecilnya. Â
Singkat cerita...
setelah hampir dua tahun kalo tidak salah bertetapan hari raya idul adha dan pada saat itu aku telah duduk di bangku SMP, aku mendengar berita kalo ayahku menikah lagi. kecewa? jelas saya kecewa. Setelah mendengar berita itu saya pun langsung menelpon ayah untuk memastikan kalo berita itu tidak benar, tapi apalah daya ku mendengar kalo berita itu ternyata benar.
Insyaallah dengan berlapang dada aku berusaha menerima semua nya dengan berlapang dada tampa menaruh kebencian kepada ayah. Pada saat itu, aku berusaha menenangkan hati dan pikiranku dan berusaha meyakinkan hatiku kalo ini sudah jalan yang allah berikan, sudah takdir yang harus aku jalani. benar... aku tidak membenci ayahku. aku tetap menyayanginya seperti biasa.
Setelah tamat SMP aku memutuskan melanjutkan jenjang pendidikan ke SMK..
Alhamdulillah ayah mendukung dan dia juga mau membantu biaya pendidikanku, dan disaat itulah seorang putri kecil yang dulu mulai dekat lagi dengan ayahnya. Â Aku udah muai sering bertemu dengan ayah, saling berkomunikasi buat menanyaian kabar masing-masing. Ayah juga sering datang ke kosku dan sebaliknya juga saya juga sudah mulai sering menjenguk ayah ke rumah nya.Â
Singkat cerita...
Setelah menyelesaikan pendidikanku di SMK, aku berencana ingin melanjutkan jenjang pendidikanku ke yang lebih tinggi. Aku datang menemui ayah kalo aku ingin kuliah, sempat sih ayah menolak permintaanku buat kuliah, tapi mungkin setelah dipikir-pikirnya akhirnya dia memutuskan buat ngebolehin aku kuliah.Â
Mendengar semua itu aku sangat bahagia. Dan alhamdulillah ternyata benar saya lulus masuk perguruan tinggi dengan jalur prestasi murni dengan nilai saya. Saya sih berharap kuliah bisa mendapatkan KIP-K, tapi sayangnya,,,, aku belum rejekiii buat dapat beasiswa tersebut.Â