Mohon tunggu...
Sinta Marliana
Sinta Marliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perbankan Syariah

Pelajar STEI BINA MUDA Bandung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Makam Farida"

6 April 2021   21:27 Diperbarui: 6 April 2021   21:58 3831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu hari ada kejadian mengerikan di Desa Kandangjati Kulon, Purbolinggo Jawa timur.

Yakni kasus pembunuhan bocah oleh seorang nenek.parahnya,nenek tersebut hendak memasak daging korbannya menjadi gulai.

Malam itu,penduduk desa Kandangjati Kulon,mereka mendengar suara orang-orang yang meneriaki nama Faridhatul bocah berumur 5tahun.

Sebab,hingga lewat tengah malam,bocah itu belum juga pulang dari pengajian.Padahal,Farida, panggilannya,biasanya sudah tiba dirumah sebelum pukul 8malam.

Pencarian yang berlangsung selama hampir 6 jam itu,berakhir dengan jerit tangis Hariyanto dan Eni  Diningsih kedua orang tua dari Farida  .

Rabu dini hari saat itu,anak yang sedang lucu-lucunya itu ditemukan tewas berkeping-keping di rumah Mbah Sujiwo.

Jasad bocah malang itu ditemukan secara kebetulan oleh kepala Desa Kandangjati ,Riwut ,yang ikut mencari sang bocah.

saat itu pencarian tengah dilakukan kerumah si Mbah, 15 meter dari rumah Farida.penemuan itu terjadi secara tidak sengaja,saat kaki pak Kades menyenggol baskom yang ditutupi.

Ia terkejut ketika dari baskom itu terlihat ada tangan anak kecil.kemudian di dekat tungku,ia juga melihat sendal anak kecil yang tergeletak.

Kades ini jadi kaget dan mengintrogasi  pemilik rumah,tapi Mbah Sujiwo membantah dan mengelak.setelah beberapa saat kemudian dirayu Mbah Sujiwo meluncurkan pengakuannya tanpa merasa bersalah."memang saya yang menyembelih Farida".kata nenek itu dengan tenang.

Dalam penuturan Mbah Sujiwo kepada polisi ,sebelum mengiris iris daging bocah itu  sorenya ia sempat mendapat perintah dari suara gaib untuk memakan daging anak kecil .suara gaib itu muncul kembali setelah isya , tepat saat Farida datang ke rumahnya.

Sebenarnya Farida masih tergolong cucunya Mbah Sujiwo,dan sering diberinya kerak nasi  yang digoreng ketika Farida datang.

Anak manis ini menurut saja ketika si Mbah menelentangkan dirinya dilantai tanah. .lehernya ditusuk si nenek. Dengan kondisi penuh darah,kata s Mbah jiwo,Farida masih sempat bertanya,"Mbah kenapa saya dibunuh"ujarnya lemah.

Mendengar itu si Mbah malah tambah  menggila.tubuh mungil itu digendongnya sambil mengelilingi ruangan rumahnyatidak cukup sampai disitu,daging Farida kuduan Doris iris menjadi 79 bagian.proses memotong daging manusia itu baru selesai sekitar pukul 10malam,lalu semua potongan itu dicucilalu Mbah jiwo meracik bumbu untuk memasak daging tersebut.

Diduga,si Mbah Sujiwo ini mengidap penyakit gangguan jiwa,sehingga ia melakukan perbuatan tersebut dengan santainya.kejiwaan Mbah jiwo memang terguncang sejak kematian kakaknya 20tahun sebelum kejadian naas ini terjadi.

Sejak kepergian kakaknya peringai s Mbah berubah.misalnya,sering menghadang ibu-ibu yang hendak melewat kadang juga sampe dipukul-pukul.

"Anakku boleh mati,tapi caranya jangan seperti itu,"kata Hariyanto ayah Farida,sambil menangis terisak.

Ayah dan ibu Farida sempat mogok makan karena teringat cincangan tubuh anaknya,yang mau digulai Mbah Jiwo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun