Sebenarnya Farida masih tergolong cucunya Mbah Sujiwo,dan sering diberinya kerak nasi  yang digoreng ketika Farida datang.
Anak manis ini menurut saja ketika si Mbah menelentangkan dirinya dilantai tanah. .lehernya ditusuk si nenek. Dengan kondisi penuh darah,kata s Mbah jiwo,Farida masih sempat bertanya,"Mbah kenapa saya dibunuh"ujarnya lemah.
Mendengar itu si Mbah malah tambah  menggila.tubuh mungil itu digendongnya sambil mengelilingi ruangan rumahnyatidak cukup sampai disitu,daging Farida kuduan Doris iris menjadi 79 bagian.proses memotong daging manusia itu baru selesai sekitar pukul 10malam,lalu semua potongan itu dicucilalu Mbah jiwo meracik bumbu untuk memasak daging tersebut.
Diduga,si Mbah Sujiwo ini mengidap penyakit gangguan jiwa,sehingga ia melakukan perbuatan tersebut dengan santainya.kejiwaan Mbah jiwo memang terguncang sejak kematian kakaknya 20tahun sebelum kejadian naas ini terjadi.
Sejak kepergian kakaknya peringai s Mbah berubah.misalnya,sering menghadang ibu-ibu yang hendak melewat kadang juga sampe dipukul-pukul.
"Anakku boleh mati,tapi caranya jangan seperti itu,"kata Hariyanto ayah Farida,sambil menangis terisak.
Ayah dan ibu Farida sempat mogok makan karena teringat cincangan tubuh anaknya,yang mau digulai Mbah Jiwo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H