Mohon tunggu...
Sinta Lestari
Sinta Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Analyst

Seorang yang sedang belajar membuat tulisan, yang sekiranya bermanfaat untuk diri sendiri dan orang banyak. Menyukai bidang Sains, Lyfe, Health, Self-Improvement, Pengembangan Karir dan lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Yakinlah Aku Pasti Bisa

30 Desember 2023   09:58 Diperbarui: 30 Desember 2023   15:15 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orang sedang Menyambut Hari dengan Bahagia | Sumber Gambar : Freepik.com/ Prostooleh

“Aku sudah pusing dan tidak sanggup lagi dengan keadaan semua ini, aku ingin menyerah saja, aku tidak bisa bangkit, aku sudah lelah, aku ingin mengakhiri semua ini saja. Titik !”, ujarku dalam hati dengan perasaan gondok, sudah benar-benar merasa lelah dan letih akan keadaan menghadapi kehidupan.

Begitulah ucap batin dan perasaanku saat itu. Jika diingat dan dikenang ternyata unik juga ya manusia. Mereka akan merasa frustasi, marah, kecewa dan kesal saat keadaan hidupnya tidak sesuai yang diharapkan dan direncanakan. Ya, itulah uniknya manusia. Si paling yang ingin hidupnya sempurna, nyaman, dan selalu ingin bahagia.

Saat kita merasakan lelah dan letih dengan keadaan hidup yang sedang dijalani, artinya kita sedang dalam fase level up atau kenaikan kelas. Namun, kita merasa tidak sanggup menghadapinya. Kondisi ini membuat kita merasakan stress, bahkan depresi.

Sebenarnya tujuan Sang Pencipta memberikan kita kenaikan kelas itu untuk apa sih ?,  Pastinya, kita harus faham bahwa hidup di dunia ini tidak akan selalu mulus. Pasti akan ada masanya kita melewati jalan yang bergelombang, berbatu, licin dan bahkan terjal.  Dalam kondisi tersebut kemampuan diri kita diuji untuk menghadapi berbagai macam situasi kehidupan. Apakah kita bisa lolos menghadapi kenaikan level kehidupan yang sedang di jalankan ini atau kah tidak ? begitulah kiranya.

Salah satu cara agar kita merasakan sedikit perasaan lega atau meminimalisir potensi depresi pada diri, adalah dengan kita self love. Ya, mencintai diri sendiri. Self Love memang banyak diartikan sebagai bentuk mencintai diri sendiri. Self Love merupakan wujud kasih sayang kita yang tulus terhadap diri sendiri, dan sebagai bentuk kecintaan serta kasih sayang kita kepada Sang Maha Pencipta Allah Subhanahu  Wa Ta’ala.

Ilustrasi Orang sedang Menyambut Hari dengan Bahagia | Sumber Gambar : Freepik.com/ Prostooleh
Ilustrasi Orang sedang Menyambut Hari dengan Bahagia | Sumber Gambar : Freepik.com/ Prostooleh

Apakah kita bisa mencintai diri sendiri ? Ya, harus bisa !

Ingatlah Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surah Yunus ayat 44, yang artinya :

"Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri."

(QS. Yunus 10: Ayat 44)

Jika kita tela'ah firman Allah dalam surah Yunus ayat 44, sangat jelas sekali bahwa kita sebagai manusia yang malah secara tidak sadar telah menzalimi diri sendiri. Kita mungkin bahkan seringkali menyalahkan Sang Pencipta, kenapa hidup kita bisa menjadi seperti ini, dan seperti itu. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu bersama umat-Nya dan tidak pernah meninggalkan bahkan sampai menzalimi kita sebagai manusia. Kalau pun kita merasa dalam menjalani kehidupan ini terasa berat, mungkin memang itu adalah ujian kenaikan kelas kita yang harus di hadapi dan di evaluasi.

Sang Pencipta Allah Subhanahu Wa Ta'ala sangat sayang sekali dengan setiap hamba-Nya. Bagaimana bisa kita dengan seenaknya menyalahkan Sang Pencipta atas apa yang kita alami saat ini atau telah terjadi di waktu lampau ?

Mencintai diri sendiri atau self love memberikan kesempatan kepada jiwa raga kita merasakan perlakuan manis dari kita sebagai tuannya.

Mencintai diri sendiri atau self love dapat kita lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap hak tubuh atau raga, dan batin atau jiwa kita. Raga dan jiwa kita dalam wujud manusia telah Sang Pencipta titipkan atau diamanahkan untuk kita di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Maka, sudah seharusnya kita pun memberikan kesempatan kepada raga dan jiwa kita porsi rewards atau penghargaan terbaik, selagi masih diberikan jatah hidup di dunia ini.

Saat kita lelah, awalnya mungkin kita akan merasakan reaksi tubuh menjadi letih, capek, bahkan sampai sakit. Ya, mungkin kita terlihat sakit secara fisik. Namun, ternyata itu bukan sakit fisik biasa.

Jika kita sudah benar-benar lelah, letih, capek, frustasi bahkan depresi. Keadaan sakit itu bukan lagi sakit fisik saja, namun keadaan batin atau jiwa kita pun sedang sakit alias dalam kondisi sedang tidak baik-baik saja. Kita harus segera menyembuhkan fisik dan jiwa raga kita. Jika kita biarkan begitu saja kondisinya, maka kita sudah zolim pada diri kita sendiri. Tubuh dan jiwa kita butuh sekali penghargaan, butuh diberikan kasih sayang yang tulus. Tubuh dan jiwa raga kita selama ini sudah hebat, bisa kuat dengan segala ego dan perlakuan kita yang ingin ini, ingin itu, harus begini, dan harus begitu.

Mungkin kita suka lupa dengan reward atas hidup jiwa raga kita. Kita lupa bahwa selama ini tubuh dan jiwa raga kita hanya bisa merespon rasa lelahnya untuk selalu mengikuti apa yang dinginkan oleh tuannya, “yaitu kita” dengan rasa lelah pada badan dan batin. Itu bisa menjadi salah satu reaksi tubuh dan jiwa dalam memberikan respon perlawanannya terhadap kondisi yang telah kita perlakukan semasa hidup di dunia.

Kita terkadang lebih suka melihat yang jauh saja, kita sering lupa dengan sekitar kita bahkan tubuh dan jiwa kita sendiri pun diabaikan. Kita terlalu sering membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Padahal sesungguhnya, jiwa raga kita sudah berusaha semampunya untuk mengikuti apa yang kita inginkan.

Ilustrasi Orang sedang Bahagia dan Tersenyum | Sumber Gambar : Freepik.com/ Wayhomestudio
Ilustrasi Orang sedang Bahagia dan Tersenyum | Sumber Gambar : Freepik.com/ Wayhomestudio

Agar hidup kita lebih berwarna walau pun sedang dalam proses ujian kenaikan kelas, kita terlebih dahulu harus mulai peduli pada diri sendiri. Jika kita sudah mampu dan peka terhadap diri kita sendiri, pastinya kita pun mulai bisa menjalani hari dengan lebih baik dan bijak.

Yakinkan pada diri, Bahwa Aku Pasti Bisa.

Aku Pasti Bisa menjalani Semua Proses Kenaikan Level ini dengan Baik.

Aku Harus Yakin, Aku Pasti Bisa !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun