Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler Dari Rumah (KKN RDR) Angakatan 77 UIN Walisongo Semarang, ikut serta dalam kegiatan ciptakan meja dan kursi dari limbah plastik dan campuran lempung, kotoran kerbau dan jerami di Taman Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, (16/10)
Sampah plastik dan sampah botol plastik menjadi masalah yang selama ini menghantui masyarakat. Minimnya pemahaman warga tentang bahaya sampah plastik lingkungan menciptakan ide baru bagi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang untuk bergerak menciptakan inovasi baru dari sampah plastik yang dapat menjadi sesuatu barang yang bernilai.
Sapto Adi Sugihartono, sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang menerangkan bahwa salah satu upaya pemerintah kota semarang dalam meminimalisir sampah plastik dengan cara membangun taman"Untuk kedepannya taman ini akan di bangun bank sampah induk, dan bangunan untuk whorkshop pelatihan edukasi lingkungan. dan juga sudah merencanakan untuk mengadakan lomba taman menggunakan bahan ecobrick antar kelurahan," ujarnya
Sementara itu perwakilan Purwokeling, Eko Gustini yang mempimpin pembuatan ecobrick di taman Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, menyampaikan bahwa bagunan Ecobrick menggunakan bahan - bahan dari lingkungan. Ecobric sendiri diisi dengan plastik plasik bekas yang ada dibank sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang.
"Sampah Plastik jika terkena sinar matahari bisa mengeluarkan racun maka, Ecobrick yang digunakan untuk diluar ruangan perlu dilapisi tanah liat. Tanah liat ini terdiri dari campuran lempung atau kotoran kerbau dan jerami dari warga sekitar," Ujar Eko
Pembuatan bangunan taman ecobrick turut melibatkan komunitas di Kota Semarang antara lain Komunitas Ecobrick Marimas, Proklim Purwokeling BPI, Bank Sampah Kota Semarang, Saka Kalpataru, dan Kelompok KKN RDR Angkatan 77 Kelompok 43 UIN Walisongo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H